Pelaku Bantah Membunuh, Tapi Akui Memutilasinya Pakai Gunting Taman. Ini Alasannya

erduga pelaku kasus mutilasi di Pasar Besar, Kota Malang mengaku memotong tubuh korbannya menggunakan gunting taman, namun membantah membunuh

Surya.co.id
Petugas memeriksa baju korban mutilasi yang ditemukan di Lantai 2 Pasar Besar, Malang 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya

TRIBUNBATAM.ID, MALANG - Terduga pelaku kasus mutilasi di Pasar Besar, Kota Malang mengaku memotong tubuh korbannya menggunakan gunting taman.

Namun, pelaku mutilasi membantah telah membunuh perempuan yang di tubuhnya banyak tato berisi nama-nama tersebut.

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, menjelaskan pemotongan tubuh korban dilakukan tiga hari setelah wanita yang diperkirakan berusia 34 tahun itu meninggal.

Korban dan terduga pelaku baru berkenalan sembilan hari lalu sekitar pukul 06.30 WIB di depan Kelenteng En Ang Kiong.

BREAKING NEWS - Polisi Tangkap Pelaku Mutilasi di Kota Malang

Anjing Pelacak Berhasil Ungkap Pelaku Mutilasi di Kota Malang: Mengaku Cincang Korban Pakai Gunting

Warga Permata Puri Batuaji Gempar, Seorang Wanita Lahirkan Anak Kembar Sendirian di Kamar Kos

Satu Wanita yang Ditangkap Polisi Masih Berstatus Saksi Terkait Video Ancaman Penggal Jokowi 

"Jadi pada saat berkenalan, korban ini dalam keadaan sakit kemudian dibawa ke Lantai 2 Pasar Besar. Kemudian pada pukul 17.00 WIB, terduga pelaku menjumpai korban meninggal," kata Asfuri, Rabu (15/5/2019).

Pelaku mengatakan, ia memotong-motong tubuh korban dilakukan lantaran ada amanat yang disampaikan sebelum wanita itu .

Tato yang diukir di telapak kaki korban juga merupakan pesan dari wanita yang berasal dari Maluku tersebut.

"Menurut pengakuan terduga pelaku seperti itu, amanat dari korban. Tapi masih kami dalami," ucap dia.

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengatakan, terduga pelaku berinisial SG (49) itu ditangkap di Jalan RE Martadinata, Kota Malang sekira pukul 15.30 WIB.

Terduga pelaku adalah pengangguran dan berstatus sebagai duda.

Informasi yang diperoleh kepolisian, terduga pelaku mempunyai riwayat pernah melalukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Informasi yang kami terima pernah (melakukan KDRT). Terkait motif dan bagaimana kasus ini masih akan kami dalami," pungkasnya.

Potongan tubuh jasad korban mutilasi pertama kali ditemukan pedagang di Pasar Besar pada Selasa (14/5) setelah mencium bau busuk menyengat. Korban mutilasi itu diketahui berjenis kelamin perempuan dan diperkirakan berusia 34 tahun.

Eks Gedung Matahari Department Store di Pasar Besar telah lama tidak dipakai sejak Pasar Besar kebarakan pada 2017 lalu.

Nama-nama di sejumlah tato 

Temuan mayat korban mutilasi di Kota Malang dan surat wasiat di samping korban, wanita berusia 34 tahun
Temuan mayat korban mutilasi di Kota Malang dan surat wasiat di samping korban, wanita berusia 34 tahun (surya malang)

Temuan mayat wanita yang sudah dipotong menjadi enam bagian tersebut memang menunjukkan banyak keanehan saat ditemukan.

Bersama korban, ada surat yang berisi tulisan yang membingungkan, tetapi terdapat beberapa nama pria.

Selain itu, di beberapa bagian tubuh korban juga terdapat beberapa tato.

Ada nama Sugeng, Sujito, Suyitno dan Wahyu di tubuh wanita yang menjadi korban mutilasi di Pasar Besar Kota Malang.

Nama-nama itu tertulis di beberapa bagian. Nama Sugeng tertulis di telapak kaki sebelah kanan korban mutilasi.

Sedangkan nama Sujito, Suyitno dan Wahyu tertulis di secarik kertas. Kertas tersebut telah diamankan oleh anggota Polresta Malang.

Kasus mutilasi di Pasar Besar Kota Malang menghebohkan pedagang dan pengunjung pasar.
Pasalnya, tubuh wanita yang dimutilasi itu ditemukan setelah aroma busuk menyengat.
Hingga akhirnya, mayat wanita yang dipekirakan berumur 34 tahun itu ditemukan di lantai 2 Pasar Besar, bekas gerai Matahari Dept Store yang terbakar dan tidak digunakan lagi.
Meskipun pelaku mutilasi sudah ditangkap, anggota Polres Malang Kota sedang menyelidiki barang bukti tulisan tersebut.

Selain empat nama itu, petunjuk lain yang ditemukan adalah tato dan bukti tulisan.

Mulai dari nama Gereja Comboran yang tertulis di telapak kaki kiri korban.

Kemudian ada tulisan Muharto Gang V di sebuah kertas yang telah diamankan.

"Jadi tim kami sudah terjun ke tempat-tempat yang telah tertulis dari hasil barang bukti pada saat olah TKP. Kami juga telah mencari beberapa nama orang yang juga tertulis baik di tubuh korban dan kertas," tegas Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, Rabu (15/5/2019).

Tim K-9 Polres Malang Kota saat akan melakukan olah TKP kasus mutilasi di Matahari Pasar Besar Kota Malang, Rabu (15/4/2019).
Tim K-9 Polres Malang Kota saat akan melakukan olah TKP kasus mutilasi di Matahari Pasar Besar Kota Malang, Rabu (15/4/2019). (surya.co.id/rifky edgar)

Sejak Rabu (15/4/2019) siang, polisi berjaga-jaga di parkiran lantai II Matahari Pasar Besar.

Mereka menunggu tim dari Polda Jatim dan Tim K-9 dari Polres Malang Kota.

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengatakan, hingga kini pihaknya terus menyelidiki pelaku di balik kasus mutilasi ini.

"Kami masih menunggu tim dari Polda Jatim yang nanti akan membantu kami dalam pengembangan kasus ini," ucapnya.

Asfuri juga telah memeriksa enam saksi terkait kasus mutilasi.

Dua dari pedagang pasar besar, tiga orang dari pengawas dan security dan satu lagi dari masyarakat yang kehilangan keluarganya.

"Kami telah memeriksa enam saksi, lima di antara saksi tidak mengarah ke terduga pelaku ataupun korban. Begitu juga dengan keluarga yang melapor ke Polresta pada Selasa (15/4/2019) malam," ujarnya.

Dengan bantuan anjing pelacak, tim K-9 hilir mudik di sekitar lokasi TKP.

Bahkan, anjing pelacak sampai berjalan hingga radius 50 meter dari TKP guna mencari jejak dari pelaku.

"Kami berharap dengan adanya anjing pelacak ini ada bukti temuan baru. Karena alat yang digunakan untuk membunuh korban hingga kini juga belum kami dapatkan," ujarnya.

Mayat korban mutilasi ditemukan di eks Gedung Matahari Department Store Pasar Besar hari ini sekitar pukul 13.30 WIB.

Tubuh korban mutilasi itu dipotong menjadi enam bagian dan ditemukan secara terpisah.

Temuan Potongan Tubuh wanita di Pasar Besar Kota Malang, Dugaan Mutilasi hingga Pesan Misterius
Temuan Potongan Tubuh wanita di Pasar Besar Kota Malang, Dugaan Mutilasi hingga Pesan Misterius (SURYA.co.id/rifky edgar)

Eks gedung Matahari Department Store telah lama tidak ditempati sejak Pasar Besar terbakar dua tahun lalu.

Menurut kesaksian Trisno Harianto, pedagang di Pasar Besar mengatakan, penemuan mayat mutilasi itu bermula saat dirinya mencium bau busuk.

"Bau busuk itu menyengat dari bawah, karena penasaran kami dengan pedagang sepakat untuk naik ke atas," ujarnya.

Potongan tubuh mayat korban mutilasi ditemukan berpencar di tiga titik berbeda.

Potongan kedua kaki ditemukan di tangga sisi timur bersama potongan tangan.

Sementara kepala dan tubuh korban masing-masing ditemukan di tangga bagian tengah dan kamar mandi.

Potongan mayat manusia ini pertama kali ditemukan oleh Samsul Arifin, seorang pedagang bunga.

Ia mengaku mencium bau yang tidak sedap saat membuka kios dagangannya pada pagi hari.

Dia mengatakan, sebenarnya, bau tak sedap itu sudah diciumnya selama tiga hari. Namun, dia sama sekali tak menggubrisnya.

Karena penasaran aroma busuk tak kunjung hilang, dia dan kakaknya berinisiatif mencari sumber bau dan berniat menyingkirkannya. Semula, dia mengira aroma itu berasal dari bangkai hewan.

Saat itulah, dia mengetahui bahwa aroma busuk yang belakangan dia cium, berasal dari potongan mayat manusia yang sudah membusuk.

Hingga ia bersama dengan pedagang yang lain melaporkan kejadian itu kepada pengurus pasar.

"Baunya bikin kepala pusing, hingga akhirnya kakak saya Abdul Adhim bersama Hilman memutuskan untuk naik ke atas sambil membawa pengki," ujarnya.

Bersama sang kakak, Abdul Adhim (51), Arifin menemukan potongan kaki manusia.

Ia awalnya mengira hanyalah sebuah manekin, setelah dilihat dengan seksama memang benar kaki dari manusia.

"Setelah menemukan potongan tubuh itu kakak saya langsung bilang ke saya ada korban mutilasi. Langsung seisi pasar ini gempar," ujarnya.

Tak lama berselang, petugas kepolisian, Tim Inafis Polres Malang kota, RJT, PMI dan relawan langsung datang ke lokasi kejadian.

Pada waktu itu, suasana telah ramai oleh warga maupun pedagang yang ingin melihat bagian tubuh dari korban.

Setelah suasana disterilisasi, petugas kemudian melakukan olah TKP dan juga mengevakuasi potongan tubuh korban mutilasi tersebut.

Pada saat melakukan olah TKP, Tim Inafis juga menemukan potongan tangan korban yang posisinya tak jauh dari penemuan kaki korban.

Kemudian, Tim Inafis juga menemukan potongan kepala korban, dan yang terakhir tubuh korban ditemukan di kamar mandi.

"Jadi, tubuh korban ini ditemukan di lokasi yang sama namun tempatnya berbeda-beda," ucap Agus Demit, tim relawan pada saat membantu evakuasi. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved