Pengusaha Marah Ketika Miss Mermaid Singapura 'Peliharaan' Punya Pacar. Preman Bayaran pun Bertindak
Audrey juga menedapatkan mobil Mercedez Benz dari pria beristri dan beranak tiga tersebut serta kartu kredit yang tagihannya dibayarkan oleh Lim.
Jaksa Penuntut Umum Tan Wen Hsien dan Stephanie Koh mengatakan bahwa Lim marah ketika Audrey Chen dan Kok mengumumkan hubungan mereka di media sosial.
Pada 8 April 2016, putra tertua Lim --namanya tidak disebutkan dalam dokumen pengadilan-- serta keponakannya, Ron Lim De Mai (26), muncul di kondominium tempat Audrey tinggal.
Ron Lim menghujani Tuan Koh dengan pukulan dan mematahkan hidungnya.
Menurut dokumen pengadilan, Lim ingin keponakannya "memberi pelajaran lanjutan" terhadap Koh.
Ron Lim kemudian meminta Ong Hock untuk merekrut orang lain untuk melakukan tugas itu.
Lim membayar $ 5.000 kepada tukang pukul bayaran untuk melukai Koh.
Pada 30 April 2016, Audrey Chen dan Koh sedang makan malam di Huay Kwang Thai Kitchen di Townshend Road, dekat Little India, Singapura.
Tiba-tiba mereka disergap oleh sekelompok pria.
Kepala Koh dipukul. Ketika mencoba lari, dia ditebas dengan pisau lipat sehingga melukai lengan dan wajahnya.
Audrfey Chen yang menjadi saksi pengeroyokan dan penganiayaan itu mengatakan di persidangan, dia melihat luka di mulut Koh yang kemudian menjadi cacat permanen.
Para preman bayaran yang mendapat order itu adalah Nur Muhammad Irwan Mohd Ngat (30) disidang terpisah.

Nama lainnya adalah Mohammad Amin Aman (47), Juhari Ab Karim (34) dan Ron Lim.
Mereka dijatuhi hukuman antara 15 bulan hingga 14,5 tahun penjara.
Dari keempat pria ini, Juhari yang telah memukul Koh tetapi tidak melukainya diampuni oleh pengadilan.
Sedangkan tunangan Irwan pada saat itu, Nur Atika Fauziana Sherhan (22) yang juga terlibat dalam serangan itu dijatuhi hukuman sosial berupa pelatihan.
Lim dan Ong bermaksud untuk mengajukan banding terhadap putusan tersebut.
Lim dibebaskan dengan ditawari jaminan $ 10.000 sedangkan jaminan Ong ditetapkan $ 30.000.