Polda Sumsel Punya Dua PR Kasus Mutilasi, Setelah Vera Oktaria Kini Karoman
Belum lagi kasus mutilasi terhadap Vera Oktaria terungkap, jajaran Polda Sumsel kembali dihadapkan kasus mutilasi terhadap Karoman di Ogan Ilir.
"Tim masih bekerja untuk mengungkap kasus ini. Kami memohon doa kepada masyarakat, agar kasus ini bisa cepat terungkap dan pelakunya cepat tertangkap," ujarnya.
Keluarga Karoman, korban pembunuhan dan mutilasi kini tengah menunggu waktu penjemputan jenazah keluarga mereka dari Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Rencananya, keluarga akan menjemput jenazah pada Senin (10/6/2019).

Namun pihak keluarga saat ini tengah mengupayakan biaya pemulangan jenazah Karoman yang telah diautopsi tersebut.
"Kalau soal dana, kami kendalanya di situ. Kami mau patungan, mungkin saudara-saudara suami saya. Saudara saya juga coba kumpulkan uang untuk jemput jenazah suami saya," kata Mardiah, istri Karoman saat dibincangi TribunSumsel.com di kediamannya di Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sabtu (8/6/2019).
Maklum, kata Mardiah, keluarga ia dan suaminya merupakan petani berpenghasilan pas-pasan.
Sehingga untuk mengurus biaya pemulangan jenazah yang jumlahmya tidak sedikit, harus melibatkan beberapa kepala keluarga.
"Kali ini petani, kadang nyari ikan. Cari duit Rp 50 ribu sehari, beli beras satu kilo, lauk, jajan sekolah anak, ya terima di situ. Uang hasil kerja habis untuk hati itu, uang untuk besok lain lagi," ucap Mardiah.
"Kalau mau ngurus jemput (jenazah) suami rasanya agak berat. Sekarang sedang diusahakan, mudah-mudahan ada yang mau bantu," imbuhnya.
Hingga saat ini, yang bisa dilakukan keluarga hanyalah mendoakan arwah almarhum dan berharap proses pemulangan dan pemakaman jenazah berjalan lancar.
"Mudah-mudahan saja bisa (memulangkan jenazah) Senin ini," tukas Mardiah sambil sesekali menyapu air mata.
Mardiah, istri Karoman korban mutilasi di Ogan Ilir, hingga kini tak menyangka suaminya meninggal dengan cara sadis dengan kondisi tubuh tidak utuh.
Mardiah sebagai istri sangat terpukul atas kepergian suami tercinta.
Baginya, Karoman merupakan sosok suami yang santun dan tidak pernah menghardik, apalagi berkata kasar.
"Salah apa suami saya? Orang sebaik itu, marah pun tidak pernah. Bentak-bentak tidak pernah. Sangat lembut kalau bicara atau menasihati anak-anak kami," kata Mardiah kepada TribunSumsel.com yang menyambangi kediamannya di Desa Pinang Mas, Sabtu (8/6/2019).