Kuasa Hukum Kivlan Zein Bantah Semua Tuduhan pada Kliennya, Tapi Dia Harus Akui Kivlan Buat Hal Ini

Hal itu disampaikan oleh Tonin Tachta Singarumbun di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (13/6/2019).

Editor: Thom Limahekin
Tribunnews.com
Eggi Sudjana dan Kivlan Zein demo di Bawaslu 

"Mau dibunuh siapa?," tanya Arief Fadil, host Apa Kabar Indonesia Pagi.

"Bentar dulu, biar saya bahas dulu siapa yang mau membunuh," kata Tonin.

Dia pun kemudian melanjutkan ceritanya, bahwa belum diketahui siapa sosok yang ingin membunuh Kivlan Zen.

"Kata Iwan, Pak Kivlan Zen akan dibunuh, makanya Januari dipasang pengawalnya ada Eka dll yang jadi pengawal pribadi Kivlan Zen supaya tidak terjadi pembunuhan," jelasnya.

Kemudian mengenai uang Rp 150 juta itu menurutnya akan dipakai untuk demonstrasi peringatan Supersemar.

Uang yang diberikan pun merupakan uang pribadi Kivlan Zen.

"Mengenai demo Rp 150 juta itu demo peringatan Supersemar, Pak Kivlan ini kan sangat nasionalis, supaya masyarakat masih ingat Supersemar. Diorderlah kepada Iwan, diberikan uang tanggal 7 November sebanyak Rp 150 juta di Kelapa Gading," bebernya.

Namun, dia heran mengapa tersangka menyebut uang itu diberikan untuk membeli senjata.

"Tapi sekarang dia bilang itu untuk beli senjata, tapi kami tahu dari media juga, pada Oktober 2018 di situ sudah ada perencanaan untuk pembunuhan 5 tokoh nasional dan 1 pimpinan lembaga survei, padahal quick count pada waktu itu belum ada," kata dia.

"Artinya apa? Kalau 01 yang kalah pada 22 Mei ini, ada apa tidak? Kan gak ada? Karena dianggap Pak Prabowo kalah, maka dibuatlah tanggal 22 akan terjadi pembunuhan, kan rencana begitu. Kalau rencana itu musti jelas tempatnya, waktunya, siapa eksekutornya, harusnya kan sudah jelas titik-titiknya, tapi ini tidak ada," kata dia.

Dia pun menegaskan kalau uang R 150 juta yang diberikan Kivlan Zen itu bukan untuk membeli senjata.

"Artinya yang Rp 150 juta itu bisa dipertanggung jawabkan, bukan untuk beli senjata, diberikan tanggal 7 Maret, bukan Oktober 2018," katanya.

Kemudian Arief Fadil pun mempertanyakan sumber uang tersebut.

"Uang Pak Kivlan hasil dari membebaskan sandera di Philipina, Rp 5 juta dari koceknya, setelah Rp 50 juta yang dari HM, anggota dewan, Rp 50 juta itu untuk demo yang bulan 5 (Mei), rencananya, karena uang Rp 50 juta ini dibawa lari oleh Iwan, katanya untuk beli senjata, sehingga Pak Kivlan keluar lagi uang Rp 5 juta untuk panjer, dikasihkan di Masjid Pondok Indah," jelasnya.

Tonin pun membenarkan pengakuan para tersangka soal kronologi pertemuan dengan Kivlan Zen benar adanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved