Sampah Plastik Masuk Batam
Malaysia dan Filipina Marah dan Ancam Pulangkan Impor Sampah Plastik, Bagaimana dengan Batam?
Impor sampah plastik membuat Filipina dan Malaysia marah dan akan memulangkan sampah plastik itu ke negara asal, bagaimana dengan Batam?
Penulis: Agus Tri Harsanto | Editor: Agus Tri Harsanto
Saidi mengatakan, sejak januari lalu, ada 265 kontainer bermasalah yang masuk ke Terminal Kontainer Butterworth Utara di pelabuhan Butterworth.
Dari 265 kontainer, 158 sedang diselidiki. Perusahaan importir dari 130 kontainer telah mengeluarkan denda RM1,000 untuk setiap kontainer.
Dia mengatakan 11 perusahaan sekarang sedang diselidiki terkait impor sampah plastik tersebut.
Lebih dari setengah limbah berasal dari Kanada, sedangkan sisanya berasal dari Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Hong Kong, dan Jepang.
"Kami akan menunggu instruksi dari kementerian jika kami ingin mengirim ini kembali ke negara asal mereka," katanya.
Saidi mengintip ke dalam 11 kontainer yang belum diklaim oleh perusahaan manapun, diduga karena takut aksinya terbongkar.
Laporan FMT, di antara plastik yang ditemukan tersebut ada pembungkus botol untuk Lactel, merek susu terkenal di Prancis, dan air mineral Eau de Source de Montagne, juga dari perusahaan yang sama.
Wadah lain adalah kemasan produk perusahaan Prancis Henkel.
Pemerintah Malaysia melakukan operasi besar-besaran di seluru pelabuhan Malaysia sejak temuan sampah plastik di Port Klang.
Hingga saat ini, pemulangan sampah plastik yang dilakukan ke Malaysia baru ke satu negara, yakni Spanyol.
Masalah limbah plastik dimulai ketika China melarang impor plastik pada 2017.
Para sindikat ekspor sampah plastik ini kemudian mencari "pasar" baru, yakni negara-negara Asia Tenggara.
Malaysia telah menjadi penerima terbesar sampah plastik AS, tercatat 195.444 ton sampah plastik antara Januari dan Juli 2018, lebih dari 97.544 ton pada tahun 2017.
Impor sampah plastik Batam
Masuknya 65 kontainer berisi sampah plastik ke Batam, pihak bea dan cukai memberikan penjelasan alasan pengecekan kontainer.