Militer Iran: Kami Bisa Saja Menembak Jatuh Pesawat AS yang Bawa 35 Prajurit

Bersama dengan pesawat tak berawak AS di wilayah itu juga ada pesawat P-8 Amerika dengan 35 orang di dalamnya. Pesawat itu memasuki wilayah udara kami

US Air Force via Newsweek
RQ-4A Global Hawk. Drone pengintai militer Amerika Serikat yang dikabarkan dijatuhkan oleh Iran pada Rabu (19/6/2019). 

"Iran menanggapi diplomasi dengan diplomasi... perang dengan pertahanan yang kuat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi.

Serangan Dibatalkan Trump Mendadak

Sebelumnya diberitakan, pasukan Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah drone jenis RQ-4 Global Hawk milik AS yang terbang di atas wilayah udara Iran.

Insiden penembakan jatuh pesawat tak berawak itu semakin meningkatkan ketegangan yang terjadi antara Teheran dengan Washington.

Awalnya, Donald Trump memberi izin kepada pasukannya untuk menyiapkan serangan ke Iran.

Namun, Donald Trump membatalkan serangan ke Iran di detik terakhir, Kamis (20/6/2019) malam.

New York Times yang mengutip sumber seorang pejabat memberitakan, pesawat sudah diperintahkan terbang dan kapal perang telah berada di posisi.

 Dampingi Ahok BTP, Puput Nastiti Devi Makan Pempek di Norwegia, Penampilan Bajunya Jadi Sorotan

 Warga Belah Perut Buaya, Temukan Potongan Tubuh Manusia

 Ayah Bunuh Anak di Singapura, Ashley, Jangan Benci Ayahmu, Pergilah dengan Damai

Dikutip The Guardian Jumat (21/6/2019), militer maupun pejabat diplomatik dilaporkan sudah berkumpul menanti kabar serangan di Gedung Putih Kamis malam (20/6/2019).

Namun berdasarkan penuturan sumber, tidak ada satu rudal pun yang ditembakkan karena presiden 73 tahun itu memutuskan membatalkannya di detik terakhir.

Di antara target yang hendak diserang AS adalah sistem pertahanan rudal dari darat ke udara S-125 Neva/Pechora.

Sistem buatan Uni Soviet yang dikenal juga dengan kode NATO SA-3 Goa.

Senjata itu diyakini yang telah menjatuhkan drone pengintai RQ-4A Global Hawk yang diklaim oleh pasukan Garda Revolusi Iran pada Rabu waktu setempat (19/6/2019).

Teheran membantah dan mengklaim menggunakan sistem peluncur dan radar Khordad, varian dari sistem rudal Raad.

Trump sebelumnya nampak tenang dengan menyatakan drone Global Hawk mereka dijatuhkan oleh seorang perwira Iran yang "bodoh dan merepotkan" tanpa persetujuan pusat.

"Kami tidak mempunyai pria dan perempuan di drone. Itu perbedaan utamanya," kata Trump seraya menuturkan "kalian akan lihat" saat ditanyakan bagaimana responnya.

Penembakan drone yang bisa terbang di ketinggian 60.000 kaki itu menambah panjang ketegangan antara AS dan Iran yang juga memanaskan situasi di Teluk.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved