Terkait Demo Hong Kong yang Rusuh, Beijing Blokir Seluruh Platform Media, Televisi Berubah Hitam
Namun gambar dan video tersebut tidak bisa disaksikan di China karena pemerintah memblokir seluruh platform media. Termasuk televisi dan media sosial
Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor mengatakan pada konferensi pers puku; 04.00 dini hari, Selasa, bahwa dia marah dan sedih dengan kekerasan dan kekacauan yang dilakukan pelaku aksi demo Hong Kong.
"Saya sangat marah dan tertekan dan saya sangat mengutuknya," katanya sweperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post.
Carrie Lam mengatakan, peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat merusak peringatan kembalinya Hong Kong ke pemerintahan China.
“Kami telah melihat dua adegan publik yang sama sekali berbeda. Salah satunya adalah pawai reguler pada 1 Juli. Terlepas dari jumlah peserta pawai, pawai itu damai dan umumnya teratur. Ini sepenuhnya mencerminkan inklusifitas masyarakat Hong Kong, dan nilai-nilai inti demokrasi yang kami lekatkan pada perdamaian dan ketertiban, ” kata Lam di markas besar kepolisian.
“Adegan kedua, yang benar-benar menyedihkan dan mengejutkan banyak orang, adalah kekerasan ekstrim dan perusakan oleh pengunjuk rasa yang menyerbu gedung Dewan Legislatif. Ini adalah sesuatu yang harus kita kutuk dengan serius, karena tidak ada yang lebih penting daripada aturan hukum di Hong Kong. ”

Dia mengatakan pemerintah akan mengejar para pelaku yang melanggar hukum sampai tuntas.
Lam menggelar jumpa pers dengan wakilnya, Kepala Sekretaris Matthew Cheung Kin-chung, Sekretaris Keamanan John Lee Ka-chiu dan Komisaris Polisi Stephen Lo Wai-chung.
Dia berharap masyarakat luas setyuju bahwa kekerasan itu harus dikutuk, dan masyarakat akan kembali normal sesegera mungkin.
Seperti diberitakan sebelumnya, selama beberapa jam pada hari Senin malam, gedung Dewan Legislatif di Admiralty diduduki para pendemo dalam ukuran dan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ratusan besar pemrotes berusia muda melakukan aksi anarkis hanya untuk menuntut penarikan penuh Rancangan Undang Undang ekstradisi yang kini ditangguhkan pemerintah.
Aksi itu akhirnya berhenti pada tengah malam setelah polisi Hong Kong habis kesabaran.
Ribuan polisi kemudian mengepung pendemo dan menembakkan gas air mata sehingga demo menjadi rusuh.
Rumah sakit setempat mengatakan, setidaknya 54 orang terluka dan dirawat di rumah sakit tersebut.
Sebelumnya, saat polisi menjaga demo damai, sekelompok orang melempari polisi dengan zat kimia beracun sehingga 13 personel harus dilarikan ke rumah sakit.
Zat yang dilemparkan tersebut diduga pembersih saluran air.
Carrie Lam membantah pemerintah tidak menanggapi tuntutan mereka yang memprotes RUU tersebut, karena pemerintah selalu mencarikan jalan keluarnya.