Dua Tahun Lagi Sudah Bisa Naik Kereta Api Cepat dari Singapura ke China

Jika tak ada aral melintang, tahun 2021 nanti, sudah ada kereta api cepat dari Singapura menuju Kunming, Provinsi Yunan, China bagian selatan.

South China Morning Post
Kereta api cepat China 

Perbedaannya adalah, proyek East Coast Rail Link tersebut memang dikurangi nilainya dari sebelumnya RM65,6 miliar.

Mantan Menteri Keuangan Daim Zainuddin yang dipercaya Mahathir untuk menandatangani proyek itu menyebutkan kepada media bahwa pengurangan anggaran itu dengan mengurangi jalur kererta api 40km menjadi 648km.

Biaya pembangunan setiap kilometer jalur juga akan turun menjadi 68 juta ringgit dari 98 juta ringgit.



Jalur kereta api ini nantinya akan menghubungkan ujung utara semenanjung Malaysia yang berbatasan Thailand hingga Negeri Sembilan dan berakhir di Pelabuhan Port Klang, Selangor di bagian selatan..

Mahathir tentunya sulit menghindar dari peluang besar dari jalur sutera ini di masa depan.

Mahathir, pada tahun 1990-an, manjadi salah satu penggagas dari TransAsia Railway, namun proyek itu terhenti ketika krisis ekonomi melanda tahun 1997.

Dalam rancangannya, BRI ini akan membangun jalur kereta api sepanjang 12 ribu kilometer lebih dari Asia ke Rotterdam, Belanda hingga Madrid, Spanyol serta London.

Selain Malaysia, pekan lalu, juga sudah mulai dibangun proyek pelabuhan raksasa dan kawasan Ekonomi Khusus Sihanoukville, Kamboja,

KEK ini akan menjadi homebase bagi lusinan perusahaan China dan hanya 12 km dari satu-satunya pelabuhan laut Kamboja yang menjadi pintu masuk dan keluar 70 persen barang daari dan ke Kamboja.

Bagi Kamboja, ini adalah berkah karena salah satu negara termiskin di Asia Tenggara itu mendapat guyuran investasi sekitar 3,9 miliar dolar AS atau Rp 56,5 triliun sejak tahun lalu.

Gagasan Sejak 2015

Presiden China Xi Jinping berbicara dalam Belt and Road Initiative Forum di Beijing, Sabtu (27/4/2019).
Presiden China Xi Jinping berbicara dalam Belt and Road Initiative Forum di Beijing, Sabtu (27/4/2019). (Kyodo)

Belt and Road Initiative yang digagas China dimulai sejak tahun 2015 untuk menghubungkan Asia, Eropa dan Afrik, terutama untuk jalur laut dan darat.

Jalur sutera ini tidak hanya kereta api, tetapi juga jalan raya, koneksi antarpelabuhan laut serta pipa gas yang akan mempercepat mobilitas angkutan barang, manusia dan energi dari seluruh negara yang terlibat.

Tak heran jika gagasan ambisius ini mendapat tepuk tangan, tidak hanya bagi negara-negara Asia, tetapi juga Eropa, ditengah mencuatnya perang dagang AS-China.

'Bekerjasama atau berhenti mengkritik,” begitu pesan Menteri Luar Negeri China terhadap pihak-pihak yang mencurigai proyek raksasa ini.

Memang, tidak sedikit yang mempertanyakan ambisi global China, terutama Amerika Serikat karena gagasan ini akan memindahkan gravitasi ekonomi dari Amerika ke Asia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved