Dampak Gempa Bali, Bangunan Rusak hingga ke Madura dan Jawa Timur
Dampak gempa Bali mulai terdeteksi yakni kerusakan sejumlah bangunan di Bali hingga ke Jawa Timur.
"Lihat anak-anak MTs yang saya lewati semburat, terus bangunan kok goyang-goyang ternyata gempa," ujarnya.
Gempa juga membuat pelajar di SMKN 2 Jember juga keluar dari ruangan.
Mereka yang sudah berada di dalam kelas memang semburat keluar ruangan.
Gempa Terasa Hingga di Lautan Pasir Gunung Bromo
Gempa bumi berkekuatan 6,0 SR di 83 KM Barat Daya Nusa Dua - Bali juga dirasakan di sejumlah wilayah Pasuruan - Probolinggo, Selasa (16/7/2019) pagi.
Dari informasi yang didapatkan, gempa dirasakan di wilayah Nguling, Pasuruan, dan Sukapura, Probolinggo.
Kedua titik ini sempat merasakan getaran gempa selama kurang lebih 21 detik.
Kepada SURYA.co.id, Mulyono, warga Nguling mengira awalnya bukan gempa.
Ia kaget saat dipan kasurnya itu bergoyang.
"Awalnya saya kira itu kayak mistis, karena ada tetangga meninggal sudah tiga hari. Eh ternyata itu gempa," kata Mulyono.
Pak Mul, sapaan akrabnya mengatakan, gempa di Nguling terasa sekitar 21 detik.
Ia mengaku setelah menyadari itu gempa, langsung ke luar rumah.
"Di luar, tetangga juga sudah berkumpul, takut terjadi apa-apa," paparnya.
Terpisah, Umam, pelaku wisata di Gunung Bromo juga mengaku merasakan gempa itu.
Ia merasakan gempa tidak lebih dari 20 detik.
"Saya saat ada di lautan pasir. Saya sedang menunggu tamu yang sedang berkeliling lautan pasir. Terasa juga. Cuma sebentar saja," pungkas dia.
Dirasakan Wargaa Pamekasan Madura
Gempa berkekuatan 6.0 SR yang berpusat 83 km barat daya Nusa Dua, Bali, Selasa (16/7/2019) pagi, juga dirasakan sebagian warga Kabupaten Pamekasan.
Gempa terutama dirasakan di kawasan Kecamatan Kota, Tlanakan, Pademawu dan Kecamatan Galis, Pamekasan, Madura.
Sejumlah warga yang merasakan getaran gempa ini, ada yang panik.
Begitu juga di lembaga pendidikan, siswanya berlarian keluar ruangan.
Mereka khawatir terjadi sesuatu atas dirinya.
Beberapa warga di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, mengungkapkan, getaran gempa yang dirasakan warga di lokasi itu sebanyak 3 kali.
Pertama sekitar pukul 07.30, kemudian pukul 09.00 dan pukul 09.37.
Namun yang paling terasa getarannya gempa yang terjadi pukul 07.30.
Beguitu juga sejumlah siwwa Madrasah Aliyah (MA) Al Zubaer, Larangan Tokol.
Mereka yang belajar di lantai dua, berhamburan keluar dan turun menuju halaman madrasah.
Meski getaran gempa berlangsung sebentar, namun mereka berada di halaman cukup lama, khawatir terjadi gempa susulan.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, KH Ghozi Imas, mengatakan saat itu, ia bersama istrinya berada di rumah duduk di kursi.
Ia melihat lampu yang digantung di ruang tamu bergerak ke kanan dan ke kiri.