Dua Kakek Bertetangga Terlibat Cinta Segitiga, Dua Nyawa Melayang di Pagi Hari
Cinta segitiga dua kakek berujung maut yang mengakibatkan keduanya tewas mengenaskan. Begini kronolgis kejadiannya
Tiba di tanah, Daeng Kulle berjalan cepat sambil mengayunkan parang di tengah kerumunan massa.
Langkah semakin cepat hingga terlihat berlari ke arah laut.
Teriakan “Nyawa balas nyawa...”, “Bunuh...bunuh....” terdengar jelas.
Bahkan teriakan seperti itu juga dilontarkan ibu-ibu yang mengabdikan kejadian berdarah itu.
"Pelaku pembunuhan dilempari batu dan potongan kayu oleh keluarga korban yang emosi," jelas Syahrul.
Seorang perempuan mengabadikan detik-detik Daeng Kulle dihantam balok-balok dari belakang, kemudian diparangi lehernya, hingga tersungkur di atas hamparan rumput laut.
“Oh Tuhan akhirnya saya melihat langsung pembunuhan seperti ini... Ya Allah, semoga ini yang terakhir kalinya saya melihat kejadian seperti ini.....” ujarnya.
Puluhan personel Polres Jeneponto berusaha mengamankan situasi dan meyakinkan masyarakat agar kejadian ini diambil alih Polisi.
Hingga akhirnya Polisi berhasil meyakinkan keluarga korban dan mengevakusi Dg Kulle untuk di bawa ke rumah sakit.
Bahkan warga sempat menghalangi polisi membawa Daeng Kulle ke rumah sakit. Mereka ingin memastikan Daeng Kulle sudah meninggal agar “nyawa dibalas nyawa” tunai. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Dua Kakek Bertetangga Terlibat Cinta Segitiga, Dua Nyawa Melayang di Pagi Hari, Nyawa Dibalas Nyawa