MENGUNGKAP Sosok Megawati Soekarno Putri dari Usaha Pom Bensin hingga Penguasa Medan Merdeka Utara
Megawati pernah bercerita, orang yang membujuknya masuk Partai Demokrasi Indonesia (sekarang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) adalah Sabam. Peri
Angka yang fantastis kala itu karena dalam pemilu 1982 PDI hanya mampu meraih 24 kursi. Megawati terpilih menjadi anggota DPR. Dalam struktur partai, ia juga didapuk sebagai Ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Sejak itu, kehidupan Megawati tak lagi sama. Karir politiknya perlahan tapi pasti terus melesat.
Aku naar Merdeka Utara Seperti diketahui, PDI merupakan gabungan dari sejumlah partai yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia, dan Partai Katolik.
Soeharto menyederhanakan eksistensi partai-partai politk di awal kekuasaannya melaui fusi atau penggabungan sehingga hanya tersisa tiga partai yaitu Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan PDI. Kiprah Megawati di PDI membuat sejumlah politisi senior dari partai-partai itu khawatir.
Megawati dianggap terlalu muda, belum punya pengalaman, belum siap masuk politik. PDI saat itu pun masih dibawah kontrol Soeharto. Orang-orang yang anti Soekarno pun ada di partai itu.
Dikutip dari buku Megawati: Anak Putra Sang Fajar (2012), Supeni dan sejumlah tokoh ingin tahu alasan Megawati masuk ke PDI yang kala itu dipimpin Soerjadi, orang yang disetujui Soeharto memimpin PDI.
"Anak kita mau ke mana sebenarnya, kok mendaftar masuk partai PDI?" tanya Manai Sophiaan, politikus PNI yang juga hadir dalam pertemuan itu. Sambil tersenyum, dengan tenang Megawati menjawab, "Aku naar (menuju, bahasa Belanda) Merdeka Utara," kata Megawati.
Merdeka Utara yang dimaksud Megawati merujuk pada nama jalan yang melintas di depan Istana Negara. Putri Soekarno ingin merebut pucuk pimpinan di negeri ini, menjadi presiden. Ruangan saat itu berubah hening. Jawaban Megawati menuai haru dari para senior-seniornya.
Para pengagum Bung Karno itu luluh akan tekad Sang Putri. Merebut PDI Bergabungnya Megawati di PDI mendongkrak popularitas partai berlambang banteng itu. Melejitnya suara PDI pada pemilu 1987 dan 1992 mengkhawatirkan penguasa Orde Baru.
Begitu pula Ketua Umum PDI Soerjadi yang ketokohannya tersaingi oleh Megawati waktu itu. Rekayasa dan konflik internal pun diciptakan di tubuh PDI. Kongres PDI di Medan pada Juli 1993 untuk mengukuhkan Soerjadi kembali sebagai ketua umum menemui jalan buntu. Kongres Luar Biasa pun digelar di Surabaya pada Desember 1993.
Tak sesuai dengan harapan pemerintah untuk memenangkan tokoh yang bisa dikendalikan, Megawati justru tampil sebagai pemenang dengan meraih dukungan dari 27 DPD untuk mengambil alih pimpinan PDI. Berdasarkan Kongres Surabaya 1993, Megawati adalah Ketua Umum PDI periode 1993-1998.
Dikutip dari buku Megawati dalam Catatan Wartawan (2017), pascaterpilih sebagai ketua umum, Megawati berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat. Ketidaksukaan pemerintah Orde Baru akan popularitas Megawati justru membuat Megawati makin dicintai orang banyak. Ia adalah simbol perlawanan terhadap tekanan Orde Baru.
Pada 1996, lawan politik Megawati yang didukung pemerintah di dalam partai menggelar kongres Medan yang memilih Soerjadi sebagai ketua umum. Pascakongres PDI di Medan, pucuk pimpinan PDI terbelah dua. Ada PDI Soerjadi yang didukung pemerintah dan ada PDI Megawati yang didukung akar rumput.
PDI kubu Megawati menguasai Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta. Insiden berdarah pecah di sana saat massa dari kubu Soerjadi yang didukung pemerintah merebut paksa kantor. Lima orang dilaporkan tewas, sementara ratusan orang mengalami luka-luka.
Tekanan terhadap Mega justru menguatkan dukungan rakyat terhadapnya. Pendukungnya di PDI bahkan pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan membentuk "Mega-Bintang".
Mega sendiri memilih golput saat Pemilu 1997. Mendirikan PDI-P Lengsernya Soeharto pada Mei 1998 membawa angin segar. Megawati hengkang dari PDI dan mendirikan PDI Perjuangan untuk bertarung pada Pemilu 1999. Karisma Megawati membahana. PDI-P besutannya menjadi pemenang Pemilu dengan memperoleh 33,74 persen suara. Sementara, PDI Soerjadi hanya mengantongi 0,33 persen.