Mahasiswi Cambridge Ini Tiba-tiba Buka Pintu Pesawat saat Terbang dan Meloncat Keluar
Seorang mahasiswi Universitas Cambridge tewas setelah nekat melompat dari pesawat di ketinggian 3.600 kaki, atau sekitar 1.000 meter.
TRIBUNBATAM.ID -- Rntah apa yang dialami oleh gadis cantik ini, Alana Curtland (19).
Saat terbang dengan pesawat Cessna di ketinggian 3.600 kaki, atau sekitar 1.000 meter, tiba-tiba saja ia membuka sabuk pengaman, membuka pintu dan meloncat keluar.
Insiden tragis itu terjadi setelah pesawat mengudara selama 15 menit dari kawasan Analalava, di negara Afrika itu, 25 Juli lalu.
Aksi nekat Alana itu sempat dihalangi oleh sahabatnya yang duduk di sampingnya, namun gagal.
• Garuda Berencana Buka Penerbangan ke Beijing Dari Batam, Seminggu 2 Kali Penerbangan
• Wanita Ini Memotong Alat Vital Mantan Suami: Jika Saya Tak Bisa Memilikinya, yang Lain Juga Tidak
• Suzuki Ertiga Cross Bakal Dirilis di India, Cek Penampakannya
Begitu juga pilot pesawat juga ikut memegang kaki gadis itu dan melakukan manuver ke kiri dan kanan untuk mengganggu tindakan Alana.
Baik pilot maupun Ruth Johnson kehilangan pegangan setelah lelah berjuang sekitar 10 menit untuk menahan gadis itu.
Wanita itu kemudian meluncur ke padang sabana di kawasan tersebut.
Polisi setempat kemudian menggelar penyelidikan dan pencarian untuk menemukan jenazahnya dan segera menginvestigasi penyebab kematian Alana dan.
Polisi sudah meminta keterangan pilot, Ruth Johnson, serta staf penginapan tempat Alana dan Ruth Johnson tinggal selama di Madagaskar.
Dalam konferensi pers, kepala polisi setempat Sinola Nomenjahary menyatakan, pesawat Cessna C168 lepas landas dari Anjajavy dengan tiga orang di dalamnya.
Setelah 10 menit terbang, Alana langsung melepas sabuk pengaman, membuka pintu di sebelah kanan, dan kemudian berusaha untuk keluar.
"Nona Johnson sempat mencoba mempertahankannya selama lima menit. Namun dia kehabisan napas karena kelelahan, dia melepaskannya," kata Nomenjahary.
Nomenjahary melanjutkan, pihaknya sudah membaca dokumen Alana dan menduga gadis itu menderita stres maupun kesehatan mental berkaitan dengan pendidikannya.

Dia menambahkan, saat ini jajarannya bekerja dengan asumsi dia "sengaja menjatuhkan diri", dan berkoordinasi dengan otoritas Inggris untuk menyingkap kebenarannya.