DEMO HONG KONG
Demo Hong Kong Makin Liar, Mobil Milik Stasiun TV Dihancurkan
Puluhan pengunjuk rasa kemudian menghentikan van tersebut, bahkan ketika wartawan meminta izin untuk pergi, mereka juga menolaknya.
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Aksi demo Hong Kong dari kelompok garis keras semakin liar. Setelah menyerang kantor pemerintahan, polisi dan memboikot transportasi kota, jurnalis pun tak luput jadi sasaran.
Asosiasi Jurnalis Hong Kong (HKJA) mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu (7/8/2019), mengutuk pengunjuk rasa yang menghancurkan kendaraan liputan televisi terbesar di Hong Kong, TVB, Senin lalu di Wong Tai Sin.
Menurut pernyataan itu, sebuah van TVB berita diblokir oleh pengunjuk rasa di Jalan Lung Cheung dekat Pusat Wong Tai Sin pada Senin dini hari, tak jauh dari bentrokan pengunjuk rasa dengan polisi.
"HKJA mengutuk perilaku kekerasan seperti itu dan menuntut orang-orang yang relevan menghentikan tindakan kekerasan mereka terhadap wartawan," kata asosiasi itu seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post.
• Perang Dagang AS vs China Bikin Harga Emas Makin Berkilau
• Penerbangan ke Beijing Lewat Batam, Dibahas Dubes RI untuk RRT dan Mongolia
• Demo Hong Kong Merembet ke Luar Negeri, Mahasiswa asal China dan Hong Kong Bentrok di Australia
"HKJA percaya bahwa setiap jurnalis garis depan dengan tulus menjalankan tugasnya untuk melaporkan dan menjalankan peran sebagai simbol demokrasi keempat yang seharusnya tidak dilanggar."
Saat penyerangan itu, TVB sedang menyiarkan aksi blokade dan bentrokan antara pendemo di Wong Tai Sin secara langsung.
Puluhan pengunjuk rasa kemudian menghentikan van tersebut, bahkan ketika wartawan meminta izin untuk pergi, mereka juga menolaknya.
Stasiun televisi tersebut melaporkan bahwa para pengunjukrasa memukuli jendela van dengan benda tumpul dan mencoba membuka pintu kendaraan.
Ada beberapa kasus serupa, menurut laporan media.
Pada hari Minggu malam, pengunjuk rasa menghancurkan jendela sebuah van TVB di Kwun Tong. Seorang reporter dan seorang juru kamera di dalam van terluka.
TVB mengutuk penyerangan dan penghancuran dan mendesak polisi untuk menyelidiki.
Stasiun televisi yang didirikan pada tahun 1967 ini menjadi incaran para pengunjuk rasa dalam beberapa bulan terakhir.
Postingan di media sosial menuduh stasiun televisi itu bias dan dianggap mendukung pemerintah selama protes terhadap RUU ekstradisi yang kontroversial tersebut.
Sejak Juni, Otoritas Komunikasi telah menerima lebih dari 12.000 keluhan tentang laporan berita TVB.