Jenazah Mahasiswi Cambridge yang Loncat dari Pesawat Ditemukan Setelah Ritual Potong Sapi

Jenazah Alana Cutland , mahasiswi Cambridge University yang melompat dari pesawat dari ketinggian 1.000 meter akhirnya ditemukan penduduk setempat

Kolase The Sun
Alana Curtland, mahasiswi Cambridge University yang loncat dari pesawat di ketinggian 3.000 kaki di Madagaskar. Kanan, rekonstruksi kejadian di pesawat saat kawan dan pilot berusaha menahannya 

TRIBUNBATAM.ID, MADAGASKAR - Polisi Madagaskar menyatakan jenazah Alana Cutland , mahasiswi Cambridge University yang nekat melompat dari pesawat dari ketinggian 1.000 meter sudah ditemukan.

AFP mengutip pernyataan polisi Madagaskar, Rabu (7/8/2019), menyebutkan, jenazah Alana Cutland berusia 19 tahun itu ditemukan di Hutan Mahadrodroka.

"Warga desa menemukan jenazah Alana Cutland setelah pencarian yang dilakukan sepanjang malam pada Selasa (6/8/2019)," kata Kepala penyelidik Spinola Edvin Nomenjanahary.

Polisi menyatakan, Alana terjun dari ketinggian 1.000 meter sekitar lima menit setelah lepas landas di bandara kecil Anjajavy pada 25 Juli.

Mahasiswi Cambridge Ini Tiba-tiba Buka Pintu Pesawat saat Terbang dan Meloncat Keluar

Trump Minta Rp 14 Triliun pada Korea Selatan Sebagai Biaya Pengamanan dari Ancaman Korea Utara

Demo Hong Kong Merembet ke Luar Negeri, Mahasiswa asal China dan Hong Kong Bentrok di Australia

Pilot dan penumpang lain yang bernama Ruth Johnson sudah berusaha mencegah dan memegangi Alana yang nekat melepaskan sabuk pengaman dan pntu pesawat.

Namun upaya mereka selama beberapa menit untuk mencegah Alana Curtland gagal karena lelah dan akhirnya melepaskan pegangannya.

Pada Senin (5/8/2019), masyarakat desa setempat menggelar ritual bernama joro dengan menyembelih kurban sapi zebu untuk meminta bantuan dari dewa Malagasy bernama Zanahary.

Nomenjanahary mengatakan, berbekal ritual itu, mereka kemudian menemukan lokasi di mana Alana jatuh.

Saat ditemukan, tubuh Alana hanya tinggal 40 persen. Penyidik yakin, sisa tubuh Alana terhanyut hingga ibu kota Antananarivo.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat terbang dengan pesawat Cessna di ketinggian 3.600 kaki, atau sekitar 1.000 meter, tiba-tiba saja Alana membuka sabuk pengaman, membuka pintu dan meloncat keluar.

Insiden tragis itu terjadi setelah pesawat mengudara selama 15 menit dari kawasan Analalava, di negara Afrika itu, 25 Juli lalu.

 Aksi nekat Alana itu sempat dihalangi oleh sahabatnya yang duduk di sampingnya, namun gagal.

Begitu juga pilot pesawat juga ikut memegang kaki gadis itu dan melakukan manuver ke kiri dan kanan untuk mengganggu tindakan Alana.

Baik pilot maupun Ruth Johnson kehilangan pegangan setelah lelah berjuang sekitar 10 menit untuk menahan gadis itu.

Wanita itu kemudian meluncur ke padang sabana di kawasan tersebut.

Polisi setempat kemudian menggelar penyelidikan dan pencarian untuk menemukan jenazahnya dan segera menginvestigasi penyebab kematian Alana dan.

Polisi sudah meminta keterangan pilot, Ruth Johnson, serta staf penginapan tempat Alana dan Ruth Johnson tinggal selama di Madagaskar.

Dalam konferensi pers, kepala polisi setempat Sinola Nomenjahary menyatakan, pesawat Cessna C168 lepas landas dari Anjajavy dengan tiga orang di dalamnya.

Setelah 10 menit terbang, Alana langsung melepas sabuk pengaman, membuka pintu di sebelah kanan, dan kemudian berusaha untuk keluar.

"Nona Johnson sempat mencoba mempertahankannya selama lima menit. Namun dia kehabisan napas karena kelelahan, dia melepaskannya," kata Nomenjahary.

Nomenjahary melanjutkan, pihaknya sudah membaca dokumen Alana dan menduga gadis itu menderita stres maupun kesehatan mental berkaitan dengan pendidikannya.

Rekonstruksi jatuhnya Alana dari pesawat

Dia menambahkan, saat ini jajarannya bekerja dengan asumsi dia "sengaja menjatuhkan diri", dan berkoordinasi dengan otoritas Inggris untuk menyingkap kebenarannya.

Dalam pernyataan yang dirilis Kantor Persemakmuran dan Luar Negeri Inggris, keluarga Alana memberikan penghormatan dengan menyatakan gadis itu sangat berbakat.

"Putri kami Alana adalah gadis yang cemerlang, mandiri, dan dipuja serta dihormati oleh setiap orang yang mengenalnya," ujar keluarga Alana.

Disebutkan bahwa setelah menamatkan kuliah di jurusan Ilmu Alam, Alana langsung mengambil program magang di Madagaskar dan senang berpetualang.

"Dia juga merupakan seorang penari berbakat dan selalu menonjolkan setiap sisi kreativitas dari talentanya dengan rasa senang dan tekad," lanjut keluarga.

Jasadnya Tak Ditemukan

Petugas langsung melakukan pencarian tubuh Alana, namun dihentikan setelah delapan hari karena jasdadnya tak pernah ditemukan.

Selain tubuh gadis itu diduga sudah hancur, kawasan sabana intu juga dipenuhi kucing liar spesies karnivora yang disebut Fossa.

Alana seharusnya tetap dalam perjalanan penelitian selama enam minggu, tetapi menghentikannya setelah delapan hari setelah berbicara dengan

Orangtuanya, Alison dan Neil Cutland, keduanya berusia 63 tahun, sepakat utuk menghentikan pencarian.

"Putri kami Alana adalah seorang wanita muda yang cerdas dan mandiri, yang dicintai dan dikagumi oleh semua orang yang mengenalnya.

“Dia selalu begitu baik dan mendukung keluarga dan teman-temannya, yang mengakibatkan dia memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan jaringan luas orang-orang dari semua lapisan kehidupannya, yang kita tahu akan sangat merindukannya."

“Alana menangkap setiap kesempatan yang ditawarkan kepadanya dengan antusiasme dan rasa petualangan, selalu berusaha untuk memperluas pengetahuan dan pengalamannya dengan cara terbaik."

“Dia sangat senang bisa melanjutkan ke tahap berikutnya dari pendidikannya, magang di Madagaskar memuji studinya di Ilmu Pengetahuan Alam."

“Alana juga seorang penari berbakat dan memeluk sisi yang lebih kreatif dari bakatnya dengan sukacita dan komitmen. Rasa hausnya untuk menemukan lebih banyak dari dunia selalu memastikan dia memanfaatkan setiap detik dari kehidupan mudanya yang penuh aksi."

"Kami sedih karena kehilangan putri kami yang luar biasa dan cantik, yang menerangi setiap kamar tempat ia berjalan, dan membuat orang-orang tersenyum hanya dengan berada di sana."

Alana diketahui sedang mengerjakan proyek biologi hewan mempelajari kepiting di garis pantai dan dipandu oleh Anjajavy Lodge.

Polisi menemukan pesan Alana sebelum meninggal.

“Korban mengaku gagal dalam pekerjaan penelitian dan meminta banyak dukungan moral. Dia secara pribadi membiayai penelitiannya dan menderita serangan paranoia hingga lima kali."

Alana rencananya berada di Madagaskar selama enam minggu, namun hanya tinggal selama delapan hari.

Para saksi menyatakan bahwa Alana mengalami kesulitan mengelola kehidupan pribadinya dan penelitiannya.

Dia secara teratur melakukan kontak melalui email dengan orangtuanya dan diduga tidak mampu menangani stresnya dengan baik.

Pada hari keberangkatannya, orangtua Alana setuju bahwa gadis itu harus menghentikan penelitiannya dengan Ruth Johnson.

Seorang teman Alana, seperti dilansir The Sun, menggambarkan bahwa gadis itu "cantik luar dalam."

Tidah hanya cantik dan berbakat, Alana juga aktif di organisasi kampusnya, Cambridge sehingga kematian Alana sangat mengejutkan kampus tersebut.

“Dia wakil presiden sebuah organisasi dansa di Cambridge. Bakatnya tidak ada habisnya dan kita tidak bisa berpikir mengapa dia melakukan ini.," kata seorang rekannya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved