DEMO HONG KONG
Galang Dukungan Internasional, Ratusan Demonstran Hong Kong Serbu Bandara
Aksi lanjutan demo Hong Kong, Jumat (9/8/2019) kini bergerak ke Bandara Internasional Hong Kong yang dirancang untuk menarik dukungan internasional.
"Kami telah berkoordinasi dengan staf bandara dan ini akan menjadi unjuk rasa damai, jadi kami berharap polisi dapat menghormatinya."
Kitty Cheung (24) yang membagikan selebaran kepada pengunjung, "Saya pikir kesadaran internasional sudah tinggi tetapi pemerintah masih tidak ingin mendengarkan suara atau pendapat kami."
Seperti diketahui, rencana aksi demo di bandara ini sudah muncul dua hari sebelumnya. Amerika Serikat dan Australia sudah memberikan peringatan kepada warganya yang datang ke Hong Kong.
Mimi yang berusia 24 tahun juga membantu mendistribusikan informasi tentang oposisi terhadap RUU ekstradisi.
"Banyak negara telah meningkatkan kesadaran mereka tetapi pemerintah kami tidak melakukan apa-apa," klaimnyu, "Pandangan internasional sudah cukup bagi kita dan ini akan efektif."
Mio Tomoda, seorang wanita Jepang yang berada di Hong Kong untuk urusan pribadi, mengatakan bahwa dia terkesan dengan aksi duduk itu.
Aksi di bandara ini merupakan yang kedua setelah sebulan lalu.
Namun aksi saat itu tidak begitu tertib sehingga menimbulkan ketegangan dengan para penumpang yang dihalang-halangi oleh pendemo.
Senin lalu, pemogokan yang melanda Hong Kong juga ikut dilakukan oleh staf penerbangan dan bandara Hiong Kong sehingga ratusan penerbangan dibatalkan.
Petugas keamanan HKIA hanya memberikan izin aksi duduk itu di terminal kedatangan dan setiap orang yang hendak memasuki areal keberangkatan diperiksa secara ketat dan berlapis.
Hanya penumpang yang yang memiliki tiket dan dokumen perjalanan yang bisa melewati meja check-in dan memiliki akses ke terminal dari jam 6 pagi hingga 11,59 malam.
Langkah-langkah itu dilakukan untuk menghindari pendemo mengacaukan penerbangan.
Sebab, pada aksi sebelumnya, beberapa kali pendemo memboikot sektor transportasi dan menghalang-halangi penumpang menaiki kereta api dan MRT sehingga menimbulkan ketegangan di stasiun.
Selain itu, semua meja dan kursi kafe juga dipindahkan lokasinya ke dalam terminal sehingga tidak seorang pun yang boleh berada di aula keberangkatan.