Kala Dua Jenderal Berbeda Sikap Tangani Taruna Enzo yang Diterpa Isu Terpapar HTI
Dua Jenderal di TNI berbeda sikap menangani isu yang berkembang luas tentang Taruna Enzo diduga terpapar HTI
Setelah itu, ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia.

Tinggal di Indonesia, Enzo pun bersekolah di SMP dan dilanjutkan dengan pendidikan pesantren di daerah Serang.
Usai lulus pendidikan di sekolah, Enzo berkeinginan untuk menjadi seorang perwira.
Ia pun mengikuti seleksi calon Taruna Akademi TNI.
2. Penuhi Syarat
Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan, meski berdarah Perancis, Enzo Zenz Allie, calon taruna Akmil 2019, sudah berstatus warga negara Indonesia (WNI).
Status kewarganegaraan menjadi syarat utama seseorang dapat diterima sebagai capratar Akademi TNI.
"Jelas sudah (WNI), kalau enggak warga negara Indonesia, enggak boleh dong walaupun wajahnya bule," katanya seusai upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, kompleks Akmil, Kota Magelang, Selasa (6/8/2019).
3. Fisik Mumpuni
Aan mengatakan, seluruh persyaratan juga sudah dipenuhi, termasuk syarat fisik ataupun akademis.
Secara fisik pun Enzo mumpuni. Ia mampu pull up 19 kali dalam 60 detik, sit up 50 kali dalam 60 detik, push up 50 kali dalam 60 detik, lari 7,5 putaran X 400 meter dalam 12 menit, renang 50 meter dalam 60 detik.
Saat ini Enzo bersama ratusan teman seangkatan tengah digembleng fisik dan mental sebagai calon taruna di Akmil selama tiga bulan.
Selama itu pula Enzo dan teman-teman tidak boleh dihubungi keluarga.
"Ini namanya pendidikan kawah candradimuka. Kami nol-kan mereka, dari orang sipil kami ubah supaya siap menjadi perwira-perwira," ucapnya.
4. Fasih 4 Bahasa dan Ilmu Agama
Menurut Aan, Enzo adalah seorang pemuda yang berbakat.
Ia dapat menguasai empat bahasa, baik Inggris, Perancis, Jerman hingga Jepang.
Pengetahuan agama dan mengajinya pun dinilainya bagus.
Secara kemampuan fisik, Enzo sudah memenuhi standar sebagai calon taruna, meski dengan wajah berkulit putih atau bule.
"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah, ngajinya hebat, agamanya bagus. Dia juga bisa menguasai empat bahasa, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang.
Terpenting, dia sudah menjadi warga negara Indonesia. Kalau bukan WNI, enggak boleh dong, walaupun wajahnya bule," katanya.
5. Soal Isu HTI, TNI Lakukan Penelusuran
Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendalami informasi bahwa salah seorang calon taruna di Akademi Militer-nya bernama Enzo Zenz Allie, terindikasi sebagai simpatisan organisasi terlarang di Indonesia, Hizbut Thahrir Indonesia ( HTI).
"Terima kasih informasinya, kami sedang mendalami," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (7/8/2019).

Meski demikian, Sisriadi menegaskan bahwa TNI memiliki sistem seleksi yang ketat.
Bahkan, ketika seseorang baru mau memasuki rekrutmen tahap awal, TNI akan menelusuri latar belakangnya terlebih dahulu.
"Dalam sistem seleksi TNI ini, kita ada namanya seleksi mental ideologi. Itu seleksi yang pertama ada pertanyaan tertulis. Kita juga telusuri aktivitas dia di media sosial, terus diadakan wawancara," ujar Sisriadi.
6. Menhan : Kalau Benar HTI, Berhentikan!
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta TNI langsung memberhentikan pemuda keturunan Prancis bernama Enzo Zenz Allie dari taruna Akademi Militer (Akmil) apabila ia terbukti pendukung organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI).
"Kalau benar (simpatisan HTI), saya suruh berhentiin," kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Ryamizard mendapatkan informasi, saat ini TNI sedang menelusuri latar belakang Enzo.
Mantan KSAD itu yakin, TNI tidak akan memberikan toleransi jika Enzo benar-benar terbukti merupakan simpatisan HTI.
"Makanya dicek dulu. Kalau dia benar-benar khilafah, ya enggak ada urusan," ujar dia. (***)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dua Jenderal Beda Sikap Tangani Taruna Enzo yang Diduga Terpapar HTI, Satu Ingin Enzo Segera Dipecat