5 Kesalahan Keuangan Ini yang Tak Pernah Dilakukan Orang Kaya

Ternyata, orang-orang kaya memiliki strategi tertentu untuk menjaga dan merawat kekayaan.

Kompas.com
ilustrasi 

Kita bisa mengambil contoh bitcoin atau mata uang kripto (cryptocurrency). Mata uang digital ini banyak dilirik oleh orang-orang pada tahun 2017, menjadikan para investornya seorang jutawan.

Tak sedikit orang-orang yang langsung berinvestasi dan berharap hal yang sama.

Itu akan baik-baik saja bila Anda merupakan seorang profesional yang ingin mencoba-coba. Namun, tren seperti bitcoin adalah bisnis yang riskan, terlihat dari kerugian yang dialami oleh bitcoin selama setahun belakangan.

Investor kawakan Warren Buffet mengatakan, "Dalam hal cryptocurrency, saya yakin kalau hal tersebut akan berakhir dengan buruk."

"Hal terpenting dalam investasi adalah, Anda memiliki filosofi yang Anda pahami kenapa Anda melakukannya dan melakukan hal-hal lain yang anda tidak ketahui cara melakukannya," kata Buffet pada acara pertemuan tahunan, Bekshire Hathaway di tahun 2018.

4. Tidak punya rencana jangka panjang

Investor kaya adalah orang-orang yang sabar dan mereka tidak memikirkan keuntungan jangka pendek.

"Kebanyakan orang tidak merencanakan tentang bagaimana mereka akan menginvestasikan tabungan mereka untuk 20 tahun ke depan, namun orang-orang kaya memikirkannya. Mereka hanya tidak mengumbarnya," jelas Corley.

Itu tidak hanya untuk memperkaya diri mereka sendiri, namun kekayaan tersebut diciptakan untuk generasi-generasi berikutnya. Sehingga, anak, cucu dan genereasi seterusnya juga dapat menikmatinya.

5. Panik

Dinamika pasar saham terkadang membuat Anda ingin kabur dan bersembunyi. Namun, orang-orang kaya yang sudah terbiasa, mereka tidak panik.

Para orang kaya juga memiliki sumber finansial lainnya yang dapat mereka andalkan.

"Sehingga, ketika pasar saham, pasar properti dan investasi lainnya sedang kacau-balau mereka tetap memiliki pemasukan," kata Corely.

Menurut Johnson, ini juga mengenai tentang apa yang dunia berikan kepada kita dari yang kita berikan.

"Para investor yang cemas akan menerima kecemasan, dan orang-orang yang konfrontatif selalu terlibat dalam beberapa bentuk konflik," katanya.

Sementara itu, orang yang optimis akan mendapatkan hasil yang lebih positif.

"Seumur hidup, ini menjadi kebiasaan dan Anda akan sering menemukan bahwa orang kaya yang bahagia mendapatkan cara itu karena mereka optimis, bukannya menjadi optimis karena mereka menjadi kaya," tutur Johnson.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved