BERITA TERPOPULER, Skandal Video Oknum Guru SMA, Briptu Heidar Gugur dan Ungkap Kasus Sabu 38,66 Kg

Selain berita oknum guru SMA melakukan perbuatan tidak senonoh kepada muridnya, ada berita Terungkap, Sosok yang Menjebak Briptu Heidar hingga Gugur d

ISTIMEWA
Oknum guru (kiri) yang melakukan perbuatan tak senonoh kepada muridnya sendiri, akhirnya diamankan Satreskrim Polres Tanjungpinang di kediamannya dibilangan Jalan Hutan Lindung, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (9/8/2019) kemarin 

6) Adapun penyebab Kematian Briptu Heidar disebabkan luka tembak pada kepala bagian atas dan bagian leher

7) Jenazah kini sudah berada di Puskemas Ilaga dan tim medis tengah membersihkannya untuk dapat segera diterbangkan esok hari ke Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Suka Duka Kasat Resnarkoba Polresta Barelang Ungkap Sabu 38,66 Kg

Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satresnarkoba Polresta Barelang bukanlah perkara yang mudah.

Jajaran Satresnarkoba harus bertaruh nyawa hingga melewatkan lebaran Idul Adha untuk menangkap empat pelaku serta menyita semua barang bukti yang ada.

Namun semua kerja keras angggota Satresnarkoba Polresta Barelang ini berbuah manis.

Setelah dua minggu melakukan pengintaian, mereka akhirnya berhasil mengungkap peredaran narkotika dan obat terlarang (Narkoba) jaringan internasional tersebut.

Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resort (Satresnarkoba Polresta) Barelang Kota Batam.
Pengungkapan sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resort (Satresnarkoba Polresta) Barelang Kota Batam. (TRIBUNBATAM.id/Eko Setiawan)

Kasat Narkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (13/8/2019) mengungkapkan rasa syukur dan bahagia setelah sukses membongkar kasus ini.

"Kami intai selama dua minggu bahkan kami mulai dari hal-hal kecil pengintaian ini.

Misalnya, membuntuti mereka sampai ke Jakarta. Padahal para pelaku ini sudah di depan mata, tetapi mereka masih berencana dan belum membawa barang," sebut Abdurahman bercerita.

Awalnya dia mendapatkan informasi kalau ada bandar Narkoba yang hendak menyelundupkan sabu ke Indonesia. Barang tersebut berasal dari Malaysia dan hendak dibawa ke Jakarta. Tetapi mereka melintas lewat perairan Kepri.

"Kita mulai mengincar siapa saja para pelakunya. Kita dapat tiga nama Yakni Toni, La Ode M Fajar dan Joni Andrianto Dia hendak ke Jakarta. Ternyata kedatangan mereka cuma ingin melihat ke mana saja barang itu hendak diantar setelah tiba di Jakarta," cerita Abdurahman.

Sesampai di Jakarta, Abdurahman dan anggotanya terus mengintai pelaku selama di Jakarta. Pengawasan ketat dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan para anggota polisi ini rela menginap di depan hotel tempat para pelaku ini menginap.

Sekitar dua hari mereka berada di Jakarta dan anggota polisi yang di Batam mencurigai kalau para pelaku Narkoba ini hendak bertransaksi. Ternyata dugaan mereka salah. Toni dan kawab-kawan ternyata balik ke Batam, namun lewat Tanjungpinang.

"Kami kembali lagi ke Batam, mereka lewat Tanjungpinang kami lewat Batam. Kita pepet terus hingga kita menemukan barang itu," sebut Abdurahman.

Menjelang lebaran Idul Adha, anggota polisi yang sudah bekerja di lapangan mengetahui kalau Toni dan kawan-kawan hendak bekerja. Kali ini mereka berangkat menggunakan kapal dengan mesin tempel berkapasitas tinggi.

Polisi juga tidak mau kalah saing; mereka mulai mengatur strategi. Untuk memburu para pelaku, anggota polisi menggunakan dua kapal dengan tim yang terpisah. Di sinilah kejelian menjadi seorang anggota polisi kembali diuji. Beberapa kali para pelaku coba melakukan pengalihan agar mereka tidak tertangkap.

Bahkan Abdurahman dan anggota sempat berpikir kalau kerja ini nyaris gagal. Sebagai Komandan, Abdurahman terus memotifasi anggotanya.Koordinasi melalui sambungan telepon terus dilakukan.

"Ketika kami berada di bibir pantai daerah Barelang, anggota saya telepon kalau ada dua mobil yang datang. Saya bilang sama anggota tahan dulu, kalau tidak ada aktivitas jangan lakukan penangkapan. Mungkin itu pengalihan," cerita Abdurahman dengan semangat.

Dugaan Abdurahman benar. Ternyata ada dua orang yang turun dari mobil. Dalam waktu bersamaan speedboad pembawa sabu lewat di perairan kawasan Nongsa.

"Saya dapat informasi dari anggota kalau itu memang pengalihan. Karena ada kapal mencurigakan melintas di depan mereka," sebut Abdurahman.

Setelah mendapatkan informasi itu, Abdurahman bersama tim yang lain kemudian mengejar kapal yang mencurigakan tersebut. Namun mereka sempat kehilangan jejak karena laju kapal pembawa sabu sangat kencang. Kapal itu menghilang di kegelapan malam.

"Kapalnya kencang sekali.Kami kejar-kejaran hingga dua jam dan kami kehilangan jejak di laut. Mana di laut ombaknya besar. Saya sempat mual karena dihantam ombak," sambung Abdurahman.

Kerja keras Abdurahman dan anggotanya berbuah manis. Saat melintas di Pulau Kasam, mereka melihat ada air yang berbusa. Mereka memutuskan untuk mengikuti busa air di laut tersebut. Mereka meyakini kalau itu adalah kapal yang membawa Narkoba tadi.

"Kami ikuti lambat-lambat dan sampai di pulau Kasam kami melihat ada sebuah kapal parkir. Saya minta sama tekong untuk ke sana. Setelah saya senter ternyata benar. Kami langsung main di sana. Kami berikan tembakan peringatan dan langsung kita tangkap," sebut Abdurahman.

Setelah mendapatkan kapal itu, anggota polisi membawanya ke Pelabuhan Punggur. Di sana polisi membongkar kapal dan mendapatkan puluhan bungkus sabu yang disimpan dalam tas ransel.

"Sesampai di Punggur saya baru ingat kalau istri saya WhatApp. Dia bilang Papa gak lebaran di rumah. Lontong sudah masak. Di situ saya baru ingat kalau kami berlebaran di atas kapal," sebut Abdurahman.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved