Keuangan Berdarah-darah, Koran Tertua Berusia 80 Tahun Utusan Malaysia Berhenti Terbit Mulai Kamis
Harian berbahasa melayu tertua yang sudah berusia 80 tahun di Malaysia, Utusan Malaysia, terbit terakhir Rabu (21/8/2019)
Taufik mengatakan, mereka merasa bahwa Umno akan selalu membantu setiap masalah perusahaan seperti yang terjadi saat partai itu berkuasa.
Namun setelah Umno dan Barisan Nasional (BN) digulingkan pada Pemilu 2018 lalu, semua kelabakan.
Di sela-sela demo karyawan, Taufik mengatakan bahwa banyak pekerja telah meminjam uang dari rentenir dan berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka.
Sekretaris Jenderal Kongres Perdagangan Malaysia (MTUC) J. Solomon, yang hadir dalam protes tersebut, juga menyerukan agar cepatnya penyelesaian masalah para pekerja.
Ia mengecam para politisi Umno yang selama ini telah mendapat manfaat dari media ini selama puluhan tahun, namun saat ini meninggalkan mereka dalam kesulitan.
“Mereka juga mengatakan sedang mencari pembeli untuk mengambil alih Utusan, tetapi mereka tidak berhasil. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencoba menjual bangunan, tetapi mereka juga tidak berhasil. Kami merasa sangat sulit untuk mempercayai cerita itu karena mereka memiliki banyak properti tetapi tidak mau mengorbankannya demi media ini," kecamnya.
Solomon juga kaget bahwa Utusan Malaysia telah mengeluarkan skema pengunduran diri secara sukarela untuk banyak stafnya, namun tidak memiliki dana untuk membayar paket pesangon. Hal itu, menurut dia sebagai upaya untuk "menyesatkan dan menipu pekerja miskin".
"Ini melanggar hukum dan secara etis tidak benar manajemen mana pun," tambahnya.
Selain bangkrut, Utusan Melayu (Malaysia) Bhd menghadapi kemungkinan de-listing dari Bursa Malaysia akibat masalah keuangan, ditambah dengan kegagalan menemukan "ksatria putih" untuk menyelamatkan perusahaan.
Pada tanggal 30 Juni 2019, akumulasi kerugiannya dilaporkan mencapai RM261,61 juta ataiu sekitar Rp 913 miliar di Bursa Malaysia.
Pendapatan media ini menurun tajam akibat semakin turunnya oplah secara terus-menerus.
Seorang analis pasar modal mengatakan bahwa sulit bagi Utusan Malaysia bisa kembali terbit karena tidak mungkin bagi grup untuk meyakinkan calon investor untuk menghidupkan kembali bisnis media cetak.
"Beberapa pihak yang berpotensi telah menolak tawaran untuk mengakusisi karena utang korporat ini sangat besar sementara pendapatan terus menurun," kata sumber tersebut seperti dilansir Kantor Berita Bernama.
Oleh karena itu, grup tidak akan dapat memenuhi persyaratan Bursa Malaysia untuk mengangkat status Catatan Praktik 17 (PN17).
Bursa Malaysia Securities Bhd untuk melanjutkan penangguhan perdagangan sahamnya dan menghapus daftar perusahaan jika gagal menyerahkan rencana regularisasi korporat kepada pihak berwenang hari ini.