Gojek Timbulkan Pro dan Kontra, PM Mahathir Jawab Enteng: Kalau Menurutmu Tak Aman Jangan Naik
Jika Anda merasa itu tidak aman, jangan gunakan. Kami punya pilihan dan kami tidak memaksa Anda untuk naik sepeda motor
"Kami ingin memastikan, para pengguna motor bisa mendapatkan lapangan kerja," ucapnya dalam video yang diunggah pada akun Twitter pribadinya.
Keputusan Kabinet Mahathir ini sangat mengejutkan mengingat sebelumnya perusahaan lokal justru tak diberi izin.
Tahun lalu, Malaysia membatalkan pengesahan layanan ride-hailing untuk melindungi pengendara dan penumpang.
Selain itu pada 2017, pemerintah melarang beroperasinya penyedia layanan ride-hailing setempat, Dego Ride karena alasan keamanan.
Analisis Kementerian Transportasi pada saat itu menemukan bahwa risiko pengendara sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan fatal adalah 42,5 kali lebih tinggi daripada untuk bus dan 16 kali lebih tinggi daripada mobil.
Namun, pakar transportasi Rosli Azad Khan menyambut baik rencana tersebut untuk menjadikan sepeda motor sebagai sarana transportasi di Malaysia.
Rosli mengatakan, transportasi roda dua itu sudah banyak dioperasikan di beberapa negara dan terbukti mampu meningkatkan pendapatan kelompok usia produktif hinggta 40 persen.
Rosli juga memaklumi bahwa tingginya angka kecelakaan sepeda motor menjadi hal yang perlu mendapat perhatian.
“Namun kecelakaan terjadi kerana kurang kesadaran berlalulintas. Umumnya begitu, dan terjadi pada pemilik motor maupun mobil. Itu logika yang sama," katanya seperti dilansir TribunBatam.id dari Free Malaysia Today.
“Saya percaya transportasi seperti Gojek akan membuat penunggang sepeda motor mengendarai secara lebih baik karena mereka akan memikirkan keselamatan konsumen dan ini juga berkaitan dengan pendapatan mereka,” katanya.
Rosli mengatakan, tarif Gojek mungkin lebih murah daripada Grab sehingga bisa menjadi transportasi menuju ke stasiun transportasi umum lainnya seperti MRT dan LRT.
“Dari segi undang-undang, kita tidak perlu membahasnya. Kita boleh lihat bagaimana Indonesia melaksanakannya dan kita ubah sesuai kebutuhan kita," katanya.
Politisi partai konservatif PAS, Khairuddin Aman Razali menolak masuknya startup asal Indonesia, Gojek, ke negaranya.
Diberitakan harian lokal Malay Mail Jumat (23/8/2019), politisi dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu menyebut masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
“Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin yang bertentangan dengan hukum Syariah,” bunyi pernyataan resmi Razali.
Selain itu dia menerangkan kehadiran startup yang didirikan Nadiem Makarim itu bakal meningkatkan jumlah kecelakaan sepeda motor, dan memengaruhi kualitas transportasi massal.