China Rotasi Ribuan Pasukan di Hong Kong, Konvoi Kendaraan Berat Masuk Menjelang Subuh
China melakukan rotasi besar-besaran pasukan mereka yang berada di Hong Kong, Kamis (29/8/2019) dini hari di tengah pergolakan anti-pemerintah
China sebelumnya mengatakan bahwa mereka tidak akan "duduk dan menonton" demo dan kerusuhan di Hong Kong.
China juga menuduh Amerika Serikat dan Inggris mencampuri urusannya di Hong Kong dan telah mengungkapkan peringatan yang jelas bahwa intervensi yang kuat dimungkinkan jika Hong Kong tak juga mereda.
Dalam perjanjian penyerahan antar Inggris dan China tahun 1997, China tidak bisa melakukan intervensi keamanan terhadap Hong Kong jika tidak ada permintaan resmi dari pemerintah eksekutif dan kepolisian Hong Kong selama 30 tahun sejak penyerahan.
Hingga saat ini, baik pemerintah eksekutif Carrie Lam maupun kepolisian Hong Kong menyatakan bahwa mereka masih mampu untuk menyelesaikan masalah Hong Kong dan belum akan meminta bantuan dari Beijing.
Carrie Lam mengatakan, pemerintahannya berusaha melakukan pendekatan-pendekatan terhadap berbagai faksi yang membuat Hong Kong lumpuh secara politik dan ekonomi dalam tiga bulan terakhir.
Sayangnya, hingga saat ini, belum ada perkembangan dari upaya Carrie Lam tersebut meskipun sebagian masyarakat dan pengusaha di Hong Kong mulai mengeluh oleh aksi demo.
Salah satu yang terberat adalah anjloknya kunjungan wisata hingga 79 persen selama libur musim dingin ini.
China juga wajib menjamin demokratisasi di Hong Kong atau dikenal dengan "satu negara dua sistem".
Namun, aksi demo dan kerusuhan Hong Kong yang beraswal dari penolakan RUU ekstradisi telah berubah menjadi kampanye anti-China dan keinginan untuk menentukan hak-hak sendiri.
Para pendemo mendesak pemilihan umum universal atau referendum untuk hal itu, sesuatu yang tidak mungkin dikabulkan oleh Beijing.
Aksi demo damai di awal Juni kemudian berubah menjadi reli yang brutal karena pendemo melakukan aksi anarkis serta terjadinya sejumlah bentrokan dengan kepolisian Hong Kong.
Pemimpin Front Hak-Hak Sipil (CHRF) Jimmy Sham mengatakan kelompok itu akan mengajukan banding terhadap keputusan polisi yang menolak memberikan izin, Sabtu.
"Anda dapat melihat tindakan polisi semakin intensif, dan Anda dapat melihat (pemimpin Hong Kong) Carrie Lam sebenarnya tidak memiliki niat untuk membiarkan Hong Kong kembali ke perdamaian," katanya.
Demonstran telah didesak untuk berkumpul di pusat kota dan berbaris ke Kantor Penghubung, departemen yang mewakili pemerintah China di Hong Kong.