China Rotasi Ribuan Pasukan di Hong Kong, Konvoi Kendaraan Berat Masuk Menjelang Subuh

China melakukan rotasi besar-besaran pasukan mereka yang berada di Hong Kong, Kamis (29/8/2019) dini hari di tengah pergolakan anti-pemerintah

Xinhua
Puluhan kendaraan berat milik militer China masuk Hong Kong pada Kamis (29/8/2019) dinihari. Beijing merotasi ribuan pasukan di Hong Kong yang dilanda pergolakan dalam tiga bulan terakhir 

Reli terakhir yang diselenggarakan oleh CHRF pada 18 Agustus membawa ratusan ribu orang ke ruang publik utama kota.

Meskipun dilarang oleh polisi dan diminta meninggalkan daerah itu, mereka kemudian berbaris dengan damai di jalan-jalan.

Protes yang awalnya menolak RUU ekstradisi --termasuk ke China daratan-- berkembang menjadi seruan yang lebih luas untuk demokrasi yang lebih besar dan penyelidikan terhadap kebrutalan polisi pada aksi 11 Juni 2019.

Sebagian besar pengunjuk rasa muda juga menuntut kebebasan yang menurut mereka sedang terkikis oleh Beijing.

Kerusuhan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, karena antara pengunjuk rasa dan pemerintah Hong Kong mengalami jalan buntu.

Lebih dari 850 orang telah ditangkap polisi sejak Juni lalu.

Di dunia internasional, China telah dituduh menggunakan intimidasi, kekuatan ekonomi dan propaganda untuk para pendemo.

Beijing ingin memadamkan kerusuhan Hong Kong sebelum peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober dan Presiden Xi Jinping akan menggelar parade militer besar-besaran di Beijing.

Selain Hong Kong, China juga menggilir pasukan di negara tetangga Macau --bekas jajahan Portugis yang kembali ke kekuasaan China pada tahun 1999.

Pimpinan militer yang bermarkas di Beijing, Zhou Chenming mengatakan bahwa rotasi pasukan itu hanyalah sebuah operasi rutin dan meminta tidak ada spekulasi tentang penempatan pasukan.

Ilustrasi demo dan kerusuhan di Hong Kong
Kerusuhan aksi demo di Hong Kong (Instagram/instavagrant)

“Rotasi ini diatur dengan cermat dengan pertimbangan komprehensif. Jika pasukan garnisun memasuki Hong Kong dalam kegelapan secara diam-diam, itu akan menakuti media Hong Kong dan orang-orang Hong Kong, ” kata Zhou. "Beijing masih menghargai stabilitas Hong Kong."

Ditanya apakah garnisun akan bertambah besar untuk setiap kemungkinan misi pengamanan di kota itu, Zhou mengatakan jumlah pasukan garnisun akan tetap sama, sekitar 6.000 hingga 7.000 pasukan.

"PLA memiliki anggaran yang sangat ketat untuk membatasi jumlah pasukan sejak perombakan militer China," katanya.

Sebuah sumber yang dekat dengan garnisun mengatakan kepada South China Morning Post bahwa angkatan udara sebelumnya terbang ke Hong Kong pada malam hari tetapi tahun ini tidak dilakukan.

"AU memilih untuk terbang di siang hari karena itu dapat memungkinkan pilot memiliki pandangan yang baik, tetapi juga memungkinkan orang-orang Hong Kong melihat mereka terbang," kata sumber itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved