DEMO HONG KONG

Jelang Demo Hong Kong Besok, Bandara Siapkan Kemungkinan Terburuk, Aktivis Diteror dan Ditangkap

Suasana di Hong Kong makin memanas sehari menjelang demo besar-besaran "831 Decision", Sabtu besok. Aktivis diteror dan ditangkap, bandara waspada

South China Morning Post
Para demonstran Hong Kong menghalangi celon penumpang di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa (13/8/2019). 

Namun, Sham yang menjadi promotor demo pertama pada 2 Juni lalu dan berhasil mengerahkan 2 juta orang mengatakan bahwa dengan melarang mereka, menunjukkan pemerintah tidak mau mendengarkan publik.

"Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor adalah orang yang mendorong Hong Kong ke dalam jurang maut. Suara rakyat tidak bisa dihalangi, itu perlu disalurkan," katanya.

Pakar politik Dr Ma Ngok dari China University mengatakan, jumlah orang yang akan bergabung dalam demo itu diperkirakan masih tinggi.

Seperti demoi di Yuen Long pada 27 Juli lalu, puluhan ribu orang tetap memadati Victoria Park meskipun mendapat larangan polisi.

Dia mengatakan, apakah aksi besok akan berakhir dengan konfrontasi dan kekerasan akan tergantung pada taktik polisi hari itu.

Front memang tidak masuk dalam daftar kelompok demonstran garis keras oleh polisi, namun mereka berhasil memobilisasi massa yang memecahkan rekor di Hong Kong.

Diperkirakan 1 juta orang turun ke jalan pada 9 Juni, diikuti oleh 2 juta pada 16 Juni meskipun polisi membuat perkiraan yang jauh lebih kecil, masing-masing 240.000 dan 338.000 orang.

Penangkapan Aktivis

Sejumlah aktivis pro-demokrasi Hong Kong ditangkap dari Kamis malam hingga Jumat (30/8/2019), sehari menjelang rencana demo besar-besaran "831 Decision", Sabtu besok.

Dua yang ditangkap adalah aktivis terkenal Joshua Wong Chi-fung dan Agnes Chow Ting.

Joshua Wong Chi-fung dan Agnes Chow Ting, dua pentolan aktivis pro-demokrasi Hong Kong
Joshua Wong Chi-fung dan Agnes Chow Ting, dua pentolan aktivis pro-demokrasi Hong Kong (South China Morning Post)

Wong ditangkap atas tiga tuduhan pengorganisasian, menghasut dan mengambil bagian dalam majelis ilegal selama pengepungan markas polisi pada 21 Juni.

Wong yang sudah aktif sejak tahun 2014 pernah dipenjara pada Agustus 2017 selama enam bulan karena menyerbu markas besar pemerintah di Admiralty, yang memicu protes 79 hari.

Sedangkan rekannya Agnes Chow ditahan atas tuduhan menghasut dan mengambil bagian dalam majelis ilegal yang sama.

Satu sumber polisi mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Agnes Chow ditangkap di rumahnya di Tai Po, sementara Wong ditahan di jalan di Ap Lei Chau sekitar jam 7 pagi pada hari Jumat.

Keduanya ditahan untuk diinterogasi di markas polisi di Wan Chai.

Anggota Dewan Distrik Sha Tin Rick Hui Yui-yu juga ditangkap di Kwun Tong pada Jumat pagi, menurut asistennya, yang hanya disebut bermarga Tsang.

Polisi mengatakan Hui (31) ditangkap atas dugaan menghalangi petugas dalam melaksanakan tugas mereka sehubungan dengan bentrokan 14 Juli di pusat perbelanjaan Plaza New Town Plaza di Sha Tin.

Polisi juga menangkap juru kampanye kemerdekaan Andy Chan Ho-tin pada Kamis malam karena dicurigai melakukan kerusuhan dan menyerang seorang petugas polisi dalam protes di Sheung Shui.

Andy ditangkap saat hendak terbang ke Tokyo di Bandara Internasional Hong Kong.

Andy Chan

Joshua Wong berada di garis depan gerakan pro-demokrasi Hong Kong dan sudah terkenal sejak berusia 15 tahun ketika berkampanye menentang rencana pendidikan nasional pemerintah.

Wong dan Chow adalah tokoh kunci selama demonstrasi Occupy 2014 sementara Chan --yang juga seorang aktivis Occupy-- memimpin Partai Nasional Hong Kong yang dilarang.

Penangkapan mereka dilakukan menjelang rencana protes massa, Sabtu besaok, yang tidak mendapat izin dari polisi.

Pada pengepungan markas polisi di Wan Chai pada 21 Juni, ribuan demonstran memblokade pintu masuk dan melempari gedung dengan telur.

Mereka menuntut penarikan penuh atas RUU ekstradisi dan mendesak pengusutan kekerasan yang dilakukan polisi pada 11 Juni.

Wong dan Chow adalah pemimpin Demosisto pro-demokrasi, yang mengkampanyekan penentuan nasib sendiri bagi Hong Kong secara demokratis.

Chow didiskualifikasi tahun lalu saat ikut dalam pemilihan Dewan Legislatif.

Anggota partai lainnya, Ivan Lam Long-yin, juga didakwa menghasut orang lain untuk mengambil bagian dalam majelis yang tidak sah. Namun Ivan berada di luar kota dan tidak muncul di pengadilan.

"Aku tidak bisa mewakili 2 juta pengunjuk rasa", kata Joshua Wong dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Demosisto menegaskan bahwa protes baru-baru ini tidak memiliki pemimpin dan tidak ada partai atau organisasi yang mempelopori mereka.

"Kami sangat marah tentang polisi yang menciptakan efek mengerikan dan teror putih melalui penangkapan besar-besaran demonstran pada malam 31 Agustus," kata Desmosito kepada media.

Penangkapan ini dilakukan menjelang rencana demo besar-besaran, Sabtu (31/8) dengan tajuk "831 Decision" yang sudah menyebar luas di media sosial.

Desmosito menuduh penangkapan itu bernuansa politis karena orang-orang yang ditangkap adalah yang dicurigai oleh Partai Komunis Tiongkok.

“[Penangkapan] adalah untuk melukiskan gambar bahwa gerakan anti-ekstradisi didorong oleh beberapa dalang di belakang layar, untuk mengabaikan lima tuntutan warga,” katanya.

Halaman Facebook partai itu mengatakan Wong (22) sedang menuju ke stasiun MRT South Horizon dan didorong ke dalam sebuah mobil dan dibawa ke markas polisi.

Sementara Andy didatangi oleh polisi saat ia sudah berada di dalam pesawat, Kamis malam.

Seorang juru bicara kepolisian mengkonfirmasi penangkapan seorang pria berusia 29 tahun yang bermarga Chan pada Kamis malam di bandara.

Dia ditangkap dengan tuduhan melakukan kerusuhan dan menyerang seorang polisi, kata jurubicara itu.

Pada Kamis malam, Chan menulis di halaman Facebook-nya bahwa ia dibawa oleh petugas yang naik ke pesawat.

Pasukan mengatakan kepadanya bahwa ia terlibat dalam kasus lain yang ditangani oleh biro kejahatan dan triad terorganisir, menurut Chan.

Chan belum memperbarui halamannya sejak memposting pesan Facebook sesaat sebelum tengah malam, Kamis.

Pada 1 Agustus, polisi menangkap delapan orang, termasuk Chan, di sebuah unit industri. Polisi menyita 10 tongkat bisbol, 20 tongkat runcing, dua busur dan enam panah, bola logam dan beberapa kotak perlengkapan pelindung seperti helm dan masker gas.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved