Hari Pertama Sekolah, Seluruh Kampus di Hong Kong Mogok Belajar
Ribuan mahasiswa dari 11 universitas di Hong Kong memulai mogok belajar atau boikot kelas selama dua minggu, mulai Senin (2/9/2019).
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Ribuan mahasiswa dari 11 universitas di Hong Kong memulai mogok belajar atau boikot kelas selama dua minggu, mulai Senin (2/9/2019).
Aksi mogok belajar ini memang sudah menjadi imbauan sejak sebulan lalu di saat sekolah memulai pendidikan kembali setelah libur panjang awal September ini.
Ribuan mahasiswa memang terlibat aktif dalam aksi demo Hong Kong menentang pemerintah yang sudah berlangsung selama tiga bulan.
Selain memang ada kesengajaan untuk mogok belajar, ribuan mahasiswa baru saja menggelar aksi demo yang melelahkan, Minggu kemarin, ketika mereka memblokade akses ke Bandara International Hong Kong.
• Terungkap, Ini Arti Unggahan Goo Hye Sun di Instagram, Bakal Pensiun dari Dunia Hiburan
• Atta Halilintar Terus Dikaitkan Dengan DJ Cantik Bebby Fey, Sunan Kalijaga Ikut Buka Suara
• KRONOLOGI Awal Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang yang Libatkan 21 Kendaraan
Para pendemo terlibat kucing-kucingan dengan aparat kepolisian yang berusaha mencegah aksi tersebut.
Ribuan mahasiswa berpakaian hitam berkumpul di aula China University (CUHK) di kampus Sha Tin. Banyak yang memakai masker wajah dan helm, lapor South China Moring Post.
Perwakilan mahasiswa membacakan pernyataan bersama, menyerukan warga Hongkong untuk terus mendorong lima tuntutan mereka untuk dipenuhi.
Tuntutan tersebut termasuk penarikan penuh RUU ekstradisi dan penyelidikan atas penanganan protes oleh polisi, yang telah mengguncang kota sejak 9 Juni.
"Baik itu peluru, baik itu teror putih, baik itu rezim totaliter, hambatan apa pun yang menghalangi kita tidak akan pernah cukup untuk menghancurkan tekad kita," bunyi pernyataan itu.
Sepanjang rapat umum, ribuan mahasiswa berteriak: “Bebaskan Hong Kong", "Revolusi zaman kita.”
Mara mahasiswa dari 11 institusi perguruan tinggi berencana melakukan mogok belajar selama dua minggu, mulai Senin.
Para mahasiwa yang jumlahnya sekitar 30.000 itu bertekad akan melakukan aksi damai selama dua minggu du kampus.
Jacky So Tsun-fung, presiden serikat mahasiswa CUHK, mengatakan bahwa beberapa pendukung pemerintah menyebut kampus itu sebagai sekolah bagi "perusuh".
"Jika melawan hukum kejahatan dan pemerintahan tirani memberi kita nama perusuh, kami dengan senang hati menerima," kata So.