PM Inggris Boris Johnson Ancam Pecat Anggota Partainya yang Menolak Brexit
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengancam akan mengusir anggota parlemen dari Partai Konservatif jika mereka ikut menggagalkan rencana Brexit
TRIBUNBATAM.ID, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengancam akan mengusir anggota parlemen pemberontak dari Partai Konservatifnya jika mereka menggagalkan rencana Brexit yang digagasnya.
Boris Johnson yang baru terpilih menegaskan akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober setelah rencana itu tertunda-tunda sejak referendum tiga tahun lalu karena rakyat Inggris masih terbelah.
Rencana tegas Boris Johnson ini memang tidak mulus karena memunculkan perpecahan, termasuk dari internal partainya sendiri, yang mendorong krisis konstitusional dan pertikaian dengan 27 anggota aprlemen dari blok lainnya.
Mengutip Reuters, Senin (2/9/2019). pemberontak dari Partai Konservatif merencanakan bersama partai-partai oposisi untuk mengambil kendali parlemen dan mengikat tangan pemerintah dengan undang-undang yang akan memblokir Brexit tanpa kesepakatan dari Uni Eropa.
• 188 Kg Sabu Asal Malaysia Diamankan Polda di Perairan Kepri
• Ramai-ramai Hengkang dari China, Perusahaan AS Lirik Indonesia Jadi Salah Satu Pilihan
• Hong Kong Makin Mencekam Setelah Aksi Brutal Polisi Memukuli Demonstran di MRT
Setelah anggota parlemen kembali masuk kantor setelah libur musim panas, Selasa ini, suasana panas sudah mulai terjadi di tubuh partai pendukung Johnson.
Johnson sebelumnya menyatakan akan meliburkan parlemen mulai 9 September sampai 14 Oktober mendatang.
"Jika mereka gagal memberikan suara dengan pemerintah pada hari Selasa, mereka akan menghancurkan posisi negosiasi pemerintah dan menyerahkan kontrol parlemen kepada Jeremy Corbyn (pimpinan partai buruh)," kata seorang sumber yang bertanggung jawab atas disiplin partai.
Partai Buruh adalah penentang utama dari rencana Brexit karena mengkhawatirkan terguncangnya ekonomi Inggris jika keluar dari Uni Eropa.
"Anggota parlemen Konservatif mana pun yang melakukan hal ini akan mencabut haknya dan tidak akan berdiri sebagai calon Konservatif dalam pemilihan," kata sumber itu.
Lebih dari tiga tahun sejak Inggris melakukan referendum yang memenangkan Brexit 52%, hingga saat ini tidak pernah terwujud karena pemerintahan Teressa May tak mampu mengambil ketegasan.
Corbyn, pemimpin sosialis veteran Buruh menyatakan siap untuk melakukan segala yang mungkin untuk menghentikan Brexit dan menggambarkannya sebagai upaya terakhir untuk menarik Inggris dari jurang.
Dituduh Diktator

Ancaman Boris Johnson langsung menimbulkan reaksi dari rakyat Inggris yang menuduhnya diktator.
Sebuah petisi online dengan cepat mengumpulkan satu juta tandatangan menentang kebijakan Boris Johnson, pekan lalu.
Pembekuan kegiatan parlemen selama lima minggu memang hal yang sangat aneh terjadi di Inggris dan Boris Johnson dituduh meniru gaya Donald Trump yang menutup Gedung Putih ketika usulannya ditolak oleh kongres.
Kritik dan penentangan terhadap Boris Johnson makin meluar karena ia ingin mendorong proses Brexit tanpa perjanjian.
Langkah mantan Menteri Luar Negeri Inggris ini membuat cemas pengusaha dan pengamat ekonomi karena langkah itu akan membawa kerugian besar dan mengguncang ekonomi Inggris.