Lailatul Qomariyah, Anak Tukang Becak Raih Delar Doktor di ITS, Tolak ke Jepang Demi Tugas Mulia

Lailatul Qomariyah (27), anak tukang becak raih gelar doktor di ITS, tolak tawaran ke Jepang demi tugas mulia

(Doc. Lailatul Qomariyah)
Lailatul Qomariyah, mahasiswa doktoral ITS Surabaya yang baru menyelesaikan sidang terbuka disertasinya tentang pemanfaatan aplikasi silika solar sel. Laila mampu menyelesaikan studi S2 ke S3 hanya dalam jangka waktu tiga tahun. 

Pertanyaan kapan menikah, sering dialamatkan kepada Laila. Pertanyaan itu datang dari kerabatnya, teman-temannya. Namun Laila enggan untuk menjawabnya.

"Kalau bapak dan ibu tidak pernah bertanya kapan menikah. Justru orang lain yang banyak bertanya," terang Laila. Syarifah, saudara kandung ayah Laila berharap, agar setelah wisuda S3 pada tanggal 15 September 2019 mendatang, Laila diberi kemudahan untuk menempuh hidup baru di luar dunia pendidikan.

"Adik sepupu Laila di Pamekasan sudah kawin. Semoga Laila segera menyusul agar saya bisa cepat gendong cucu lagi," ungkap Syarifah.

Bikin bangga

Orang tua mana yang tak bangga anaknya bisa menempuh pendidikan tinggi sampai meraih gelar doktor. 

Bukan sedikit biaya yang harus disiapkan ditengah komersialisasi pendidikan saat ini. 

Namun, jalan hidup orang memang tidak ada yang tahu, berkat usaha-usaha yang dilakukan hidup bisa membawa orang ke mana saja.

Saningrat (43) dan istrinya Rusmiati (40) tidak pernah menyangka dirinya akan mampu mengantarkan anak sulungnya, Lailatul Qomariyah (27), menempuh pendidikan di Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya hingga lulus doktor.

Apalagi pasangan suami istri asal Dusun Jinangka, Desa Teja Timur, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, ini sehari-hari hanya menarik becak dan menjadi buruh tani.

Saningrat menceritakan bagaimana keluarganya mengantarkan anaknya bisa menempuh pendidikan sampai S3.

Lailatul Qomariyah sudah dikenal di keluarganya sebagai anak yang cerdas sejak di bangku SD, padahal Saningrat tidak pernah memberikan pendidikan khusus kepada anaknya.

Saningrat hanya sibuk bekerja sebagai penarik becak dan istrinya menjadi buruh tani.

Namun sejak SD, Lailatul terus-menerus mendapat ranking 1.

"Setelah lulus SD, anak saya mendaftar di SMP negeri. Alhamdulillah diterima di SMPN 1 dan SMPN 4 Pamekasan.

Namun, pilihannya jatuh ke SMPN 4 Pamekasan. Saya tidak tahu mengapa Lailatul memilih SMPN 4 Pamekasan," ujar Saningrat saat ditemui di kediamannya, Minggu (8/9/2019).

Selama duduk di bangku SMP, Lailatul yang lahir pada 16 Agustus 1992 selalu meraih ranking 1 di sekolahnya.

Hingga akhirnya dia diterima di SMAN 1 Pamekasan dengan meraih beasiswa.

Sepeda impian

Sepeda milik Lailatul Qomariyah
KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN
Sepeda milik Lailatul Qomariyah
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved