Rumor 3 Demonstran Hong Kong Tewas Terus Meluas. Otoritas Keretaapi Akhirnya Rilis CCTV Stasiun

Video yang dirilis tersebut merupakan upaya bersama untuk menyanggah rumor yang tidak berdasar bahwa aksi polisi malam itu telah menewaskan tiga orang

South China Morning Post
Ribuan karangan bunga tanda berduka di depan Stasiun Prince Edward Hong Kong, setelah beredar isu bahwa tiga pendemo tewas pada bentrokan 31 Agustus malam 

Desas-desus dimulai dengan laporan 10 luka-luka dari seorang petugas ambulans pada malam 31 Agustus. Angka itu kemudian diubah menjadi tujuh.

Hal inilah yang kemudian memicu rumors bahwa tiga orang meninggal dunia sehingga menjadi "bensin" baru demo Hong Kong yang sudah berlangsung tiga bulan.

Rekaman CCTV yang diperoleh Post pada hari Senin menunjukkan tiga orang dengan cedera kepala dikawal keluar dari stasiun Yau Ma Tei, termasuk satu di atas tandu, pada pukul 11.33 malam.

Mereka dibawa dengan ambulans, sekitar 30 menit kemudian.

Polisi mengatakan, para petugas menanggapi laporan tentang pertengkaran di dalam kereta di stasiun Prince Edward pukul 10.40 malam pada 31 Agustus.

Rekaman berita menunjukkan anggota Pasukan Taktis Khusus, yang dikenal sebagai Raptors, dan petugas dengan pakaian antihuru-hara memasuki stasiun pada pukul 10.55 malam dan menuju ke lantai stasiun bawah tanah.

Sekelompok Raptors memasuki kereta jalur Tsuen Wan dan menggunakan pentungan dan semprotan merica terhadap pengunjuk rasa yang menggtunakan topeng dan payung, sementara yang lain melakukan penangkapan di peron.

Tidak hanya mengganggu masyarakat, aksi demionstran malam irtu juga merusak berbagai fasilitas stasiun, termasuk pembelian tiket elektronik.

Beberapa stasiun keretaapi ditutup akhirnya ditutup ketika aksi protes Hong Kong mendatangkan malapetaka di MTR

Raptors kemudian dituduh memukul para cpenumpang, namun mereka memastikan bahwa target mereka adalah demonstran radikal, termasuk mereka  yang kemudian mengganti pakaian hitam mereka dan berbaur dengan penumpang.

Pada pukul 11:10 malam, para wartawan disuruh meninggalkan peron saat polisi dan petugas medis mengevakuasi para korban.

Dua saksi yang termasuk di antara 63 orang yang ditangkap malam itu mengatakan kepada Post bahwa ia melihat satu orang tampaknya tidak sadarkan diri.

Setelah stasiun dibuka kembali pada 2 September, aksi demo kemudian mendesak MTR Corp untuk secara terbuka merilis rekaman keamanan pada 31 Agustus.

Protes berlanjut pada malam-malam berikutnya dengan beberapa yang meningkat menjadi bentrokan keras dengan polisi.

Ching Au (25) yang ikut menjadi pelayat di luar stasiun pada Senin malam mengatakan, dia tetap tidak yakin dengan akun resmi pemerintah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved