Tidak Hanya Masalah Ambil Darah Saja, PMI Batam Luncurkan Simdondar, Ini Fungsinya
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batam meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Donor Darah (Simdondar), Selasa (17/9). Peluncuran sistem ini bertepat
Penulis: Dewi Haryati | Editor: Eko Setiawan
PMI Batam Luncurkan Simdondar
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batam meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Donor Darah (Simdondar), Selasa (17/9).
Peluncuran sistem ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) PMI ke-74 tahun dan ke-29 tahun untuk PMI Kota Batam.
Melihat website PMI, simdondar adalah program dokumentasi, pencatatan, sistem informasi kegiatan pelayanan darah yang dilakukan di setiap Unit Transfusi Darah PMI.
Dengan pengembangan aplikasi ini, informasi antar UTD PMI akan terintegrasi dan terpusat di data base nasional.
• Presiden Jokowi: Memadamkan Api di Lahan Gambut Adalah Pekerjaan Luar Biasa
Ketua PMI Kota Batam, Sri Soedarsono mengatakan, cukup bangga PMI Kota Batam bisa meluncurkan aplikasi simdondar.
Sistem informasi yang langsung terhubung ke pusat. Mengingat belum semua UTD PMI di Indonesia memiliki sistem ini.
"Kita UTD ke 44 dari 200 UTD PMI yang punya simdondar," kata Sri dalam sambutannya.
• Gandeng Saka Bakti Husada, Dinkes Kepri Kampanyekan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Sementara itu, "Kita Tangguh Indonesia Maju" menjadi tema kegiatan PMI di perayaan ulang tahunnya kali ini. Untuk mencapai tujuan ini, menurut adik kandung mendiang Presiden RI ke-3, BJ Habibie itu, perlu dilakukan pelatihan di PMI.
Khususnya penekanan ke Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kalau PMI itu tangguh dan kuat dalam segala bidang. Jadi nggak cuma ambil darah saja. Tetapi tangguh dan terampil di segala bidang," ujarnya.
Di perayaan HUT PMI ini, PMI Kota Batam komitmen untuk meningkatkan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.
Khususnya terkait pelayanan transfusi darah.
Mengingat kebutuhan terhadap stok darah ini terbilang tinggi. Apalagi jangkauan pelayanan PMI Kota Batam tidak hanya untuk Batam, tetapi sampai ke Tanjungpinang, Natuna, dan daerah-daerah lainnya.
"Saat ini ada 2.000 kantong darah yang kita kelola. Ini masih kurang," kata Sri.