Ternyata Ini Alasannya Pria Ini Biarkan Tubuhnya Digigit 200 Ular Berbisa Selama 20 Tahun

Setiap lima menit seseorang, di suatu tempat, meninggal karena gigitan ular, sementara empat orang lainnya menjadi cacat permanen.

BBC
Dua tetes bisa ular mamba hitam dapat membunuh manusia. 

Menggandakan antibodi

Hasil pemeriksaan kesehatan meyakinkannya bahwa metodenya efektif.

Racun kobra dipanen.
Swaminathan Natarajan
Anti-bisa sangat mahal dan dapat menyebabkan alergi.

"Dibandingkan orang-orang lain saya memiliki antibodi pelawan bisa dalam jumlah dua kalinya. Ini telah dipastikan tes laboratorium," katanya.

Sekitar dua tahun lalu, video YouTube-nya ditonton ahli imunologi Jacob Glanville.

Dia berhenti menjadi ilmuwan senior di perusahaan obat raksasa Pfizer untuk mendirikan perusahaannya sendiri yang berkecimpung dalam bidang anti-bisa.

"Yang dilakukan Tim menakjubkan, tetapi memang berbahaya dan saya tidak pernah mengusulkannya kepada siapapun," kata Glanville.

Tetapi perusahaannya tetap menggunakan sampel darah Friede untuk membuat jenis baru anti-bisa.

Penyakit yang tidak diperhatikan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organisation (WHO), 5,4 juta orang digigit ular setiap tahun.

Jumlah korban meninggal sekitar 81.000 sampai 138.000 orang dan lebih dari 400.000 lainnya mengalami cacat permanen.


Di banyak tempat di dunia manusia dan ular hidup bersama-sama.

Tetapi baru pada tahun 2017, WHO mengelompokkan gigitan ular sebagai penyakit tropis yang tidak diperhatikan.

Tanggal 19 September kemudian dijadikan sebagai hari kesadaran gigitan ular.

Hal ini dilakukan guna mengatasi masalah yang telah melumpuhkan masyarakat pedesaan Asia, Afrika dan Amerika Selatan.

Tikus

Bulan Mei tahun ini, Wellcome Trust mengumumkan kucuran dana sebesar US$100 juta atau Rp1,4 triliun untuk menemukan obat dan anti-bisa yang efektif.\

Obat yang baru dikembangkan diuji pada binatang.

Memang banyak organisasi lain yang juga berusaha mengembangkan obat yang aman dan terjangkau.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved