Pengalaman Relawan Singapura Ikut Padamkan Api di Lahan Gambut: Kita Seperti Tak Melakukan Apa-apa
Tetapi setelah kami mematikan air, sebidang tanah masih terbakar seolah-olah kami tidak melakukan apa pun untuk memadamkan api
Rencananya, Tay akan kembali lagi ke Sungai Tohor Rabu lusa.
Berbicara kepada Today, Tay, mengatakan, ini adalah pertama kalinya dia berhadapan langsung dengan kebakaran lahan gambut.
Organisasi nirlaba-nya, PM Haze, berfokus pada penjangkauan, penelitian dan advokasi tentang krisis kabut lintasbatas.
Mereka sering berkolaborasi dengan EKA di Indonesia untuk upaya advokasi dan penjangkauan komunitas mereka.
Meskipun dia telah mendengar kisah lisan dan membaca berita tentang kebakaran gambut sebelumnya, dia mengakui masih tidak siap untuk apa yang dia alami dalam beberapa hari terakhir.
“Berada di sana benar-benar memberi Anda pengalaman penuh tentang betapa sulitnya memadamkan api gambut. Ketika kami berada di sana, kami menyiram tanah setidaknya selama 45 menit dengan air. Tetapi setelah kami mematikan air, sebidang tanah masih terbakar seolah-olah kami tidak melakukan apa pun untuk memadamkan api,” ceritanya.
Tidak seperti kebakaran hutan non-gambut, kata Tay, kebakaran lahan gambut bergerak di bawah tanah sehingga sangat sulit untuk memadamkan api sepenuhnya.
Itulah sebabnya rehabilitasi lahan gambut sangat penting dalam mencegah kebakaran di masa depan, tambahnya.
Rehabilitasi lahan gambut mengembalikan lahan gambut yang terdegradasi dengan dua cara: Dengan membasahi kembali lahan gambut untuk mencegah tanah terbakar dan mengurangi risiko kebakaran dan dengan menanam kembali.
Menggambarkan pengalaman tersebut sebagai "momen yang kuat", Tay mengatakan bahwa hal itu secara langsung memberinya keyakinan yang lebih besar bahwa advokasi dan pekerjaan rehabilitasi lahan gambut sangatlah penting.
Organisasi dan frelawan seperti PM Haze "sangat penting" dalam membantu mencegah kebakaran hutan di masa depan.
"Begitu kebakaran terjadi, selain dari 'perang' dengan api, tidak banyak yang bisa kita lakukan," kata Tay.
"Yang paling penting bagi orang untuk dibawa pulang adalah bahwa kita tidak bisa membiarkan kebakaran terjadi sejak awal," kata Tay sembari menambahkan bahwa mencegah kabut asap adalah tanggung jawab semua orang
Walaupun tidak realistis mengharapkan warga Singapura pergi ke Indonesia untuk membantu memadamkan api, Tay mengatakan bahwa ada tindakan yang dapat mereka lakukan di sini.
Dia mendorong warga Singapura untuk menggunakan produk berkelanjutan. Salah satunya, membeli produk --seperti minyak goreng-- yang disertifikasi oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).