Atiatul Muqtadir, Ketua BEM UGM Sebut "Tunda itu Bahasa Politisi" di ILC, Begini Respon Haris Azhar

Ditengah demo mahasiswa, ILC menghadirkan perwakilan mahasiswa dari Universitas ternama. Ini ungkapan tegas M Atiatul Muqtadir yang viral.

Youtube
ILC 

"RUU yang dibahas secara tergesa-gesa, dikebut di akhir periode ini adalah sebuah kejanggalan. Dan dalam membaca kejanggalan itu, hanya ada dua alasan. Pertama ketidaktahuan atau bahasa halusnya kebodohan atau ada kepentingan. Pertanyaannya, ini apa sih kepentingan dari anggota dewan dan elit politik hari ini?"

Seringkali menyebut DPR sebagai Dewan yang terhormat, Fatur memberikan sindiran terhadap kepentingan anggota DPR secara elegan.

Walikota Merangkap Kepala BP Batam, Tugas Wakil Walikota Bakal Bertambah? Ini Kata Amsakar

 

Apa Kabar Indonesia?

Ia juga menyampaikan bahwa tindakan yang dilakukan mahasiswa Indonesia ini, harus ditindak lanjuti, jangan dianggap sebagai hal yang biasa, karena mahasiswa marah, mahasiswa geram, mahasiswa merasa negara ini sedang tidak baik-baik saja.

"Itu adalah kegelisahan publik, bahwasanya hari ini negara kita tidak baik-baik saja dan tidak dikelola dengan prinsip-prinsip yang demokratis," ujar Ketua BEM UGM tersebut.

Demo Mahasiswa Tidak Diprovokatori Oleh Pihak Manapun

Menteri Yasonna mengklaim punya bukti bahwa aksi mahasiswa di sejumlah daerah ditunggangi dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. 

Ketua BEM UGM, Atiatul Muqtadir, dengan tegas membantah hal tersebut.

"Pemerintah sering sekali melihat pola-pola, gerakan, bahwasanya ketika muncul, ramai, tidak normal gerakannya. Dituduh ditunggangi dan sebagainya. Saya ingin katakan, gerakan kita independen dan kenapa sih tidak melihat gelombang-gelombang massa yang besar ini bukan gerakan yang enggak normal, tapi mungkin ini cara menjalankan pemerintahannya yang enggak normal," tegas pria yang akrab disapa Fathur tersebut.

Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra juga menambahkan, "Saya rasa publik bisa menilai, mana gerakan massa yang organik, mana gerakan massa yang diarahkan dengan uang."

Haris Azhar Setuju Dengan Kejanggalan RKUHP

Setuju dengan ungkapan dan aspirasi para mahasiswa, Haris Azhar ungkap bahwa KUHP disampaikan dengan cara memaksa rakyat.

"KUHP diambil dari pikiran yang luar biasa, romawi kejam keras. Nah saya merasakan romawi hari ini, memaksakan KUHP dengan cara pemaksaan, mahasiswa disiram gas air mata "  ungkap Haris dalam ILC (25/9/2019)

Ia juga menanyakan soal undang-undang perlindungan masyarakat yang justru tidak diaplikasikan dalam RKUP.

"Mana pa menteri RUU pelindungan masyarakat adatnya mana?"

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved