Siapa Abdul Basith Dosen IPB yang Ditangkap Bawa Molotov? Dikenal Sosok Dermawan

Sosok Abdul Basith Dosen IPB menjadi sorotan setelah ditangkap karena membawa 29 bom molotov.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Rumah seorang dosen di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor disegel polisi, Minggu (29/9/2019). 

TRIBUNBATAM.id - Sosok Abdul Basith Dosen IPB menjadi sorotan setelah ditangkap karena membawa 29 bom molotov.

Abdul Basith disinyalir akan membuat rusuh di aksi Mujahid 212 di Jakarta.

Lantas bagaimana kiprah Abdul Basith?

Oleh warga sekitar rumah tinggalnya, Abdul Basith dikenal sebagai seorang pembicara.

Sutta seorang petugas keamanan mengatakan bahwa AB sering kali menjadi pembicara dan narasumber di sebuah seminar ataupun kuliah umum.

"Pak itu mah baik, dia juga dosen, terus sering juga jadi pembicara dalam seminar atau kuliah umum," katanya.

Tak hanya itu beberapa mahasiswa AB pun sering datang untuk keperluan tugas kuliah.

"Yang datang kaya mau tugas akhir atau proposal kuliah apa gitu perlu tanda tangan dosen jadi datang, biasanya cuma sebentar terus balik lagi," ujarnya.

Selain itu AB juga dikenal sebagai orang yang darmawan dan berbaur dengan warga dilingkungan sekitar.

"Dia mah baik, hampir setiap hari ngasih nasi boks kira-kira 25 bungkus satu kali ngasih, terus dia juga enggak tertutup ngobrol biasa ramah, makanya heran juga ada berita ini, enggak tau saya kebenarannya mah," ujarnya.

Sementara itu pantauan TribunnewsBogor.com di perumahan tempat AB tinggal tampak sepi.

Perumahan mewah di kawasan Bogor Barat itu pun dijaga oleh beberpaa petugas keamanan komplek.

Setiap komplek disiapkan petugas keamanan dan portal sebagai gerbang pintu masuk.

Sementara itu untuk masuk melihat kediaman AB hanya bisa memantau dari kejauhan.

Karena rumah AB saat ini pun tampak sepi.

Rektor kaget

Abdul Basith menjadi trending topik di Google, karena ditangkap saat membawa 29 bom molotov dan akan bikin rusuh di aksi Mujahid 212.

Abdul Basith pun ditangkap polisi di Tangerang. Tak hanya itu, polisi juga menyita barang bukti berupa bom molotov 29 buah di rumahnya.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengaku terkejut mendengar kabar ditangkapnya dosen IPB oleh pihak kepolisian terkait pembuatan bom molotov.

 "Saya terkejut sekali dengan berita tersebut," kata Rektor IPB, Arif Satria saat dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Arif Satria mengaku, malam ini dirinya akan mendatangi Polda Metro Jaya untuk melihat dosen IPB yang ditangkap di Tangerang.

"Malam ini saya menjenguk beliau di Polda Metro Jaya dan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya," ujar Arif.

Inisiasi pembuatan bom molotov

Polda Metro Jaya menangkap seorang dosen Universitas Negeri ternama berinisial AB.

Ia diduga menginisiasi pembuatan bom molotov untuk digunakan saat aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).

Penangkapan dilakukan tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Densus 88 Antiteror Polri.

“Polres hanya backup,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dicky Ario Yustianto ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/9/2019).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tersangka diamankan di Jalan Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota, Sabtu, (28/9/2019) sekitar pukul 01.00 WIB.

Dosen tersebut disebut menyimpan bom molotov di rumahnya di Pakuan Regency Linngabuana, Margajaya, Bogor Barat.

AB ditangkap ketika sedang keluar dari rumah Laksamana SS di Perum Taman Royal 2, Kota Tangerang.

Barang bukti yang disita petugas salah satunya bom molotov siap pakai untuk aksi massa berjumlah 29 buah.

“Kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi,” kata Dicky.

Informasinya, para pelaku yang diamankan yakni AB, SG, YF, AU, OS dan SS.

Mereka memiliki peran berbeda.

Barang bukti yang disita yakni 29 bahan peledak jenis bom molotov, handphone, KTP dan dompet.

Polisi pun saat ini tengah mendalami dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.

“Kami dari pihak Polres hanya back up saja. Petugas yang turun Jatanras Krimum dan Densus,” ujar Dicky.

Dikonfirmasi terpisah, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra enggan berkomentar banyak.

“Mungkin mau diberikan keterangan besok secara resmi,” kata Asep kepada wartawan, Minggu (29/9/2019).

Ditanya lebih lanjut apakah yang ditangkap itu dosen IPB, lagi-lagi dia mengelak.

“Itu secara resmi besok (Senin) akan disampaikan. Kan, e, biasanya lalu dikonfirmasi lagi. Jadi enggak bisa disampaikan sepenggal-sepenggal, nanti keliru. Sabar aja ya,” kata Asep.

Rumah disegel

Rumah seorang dosen di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor disegel polisi.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Minggu (29/9/2019), rumah yang dikelilingi garis polisi tersebut tampak kosong tak berpenghuni.

 Namun, di bagian garasi masih terparkir satu unit mobil sedan silver, satu unit motor roda dua dan sebuah sepeda.

Selain itu, di dalam ruangan rumah bagian dekat jendela juga terlihat dari luar sebuah powerbank yang ditinggalkan masih tersambung kabel listrik.

Sambil diawasi, TribunnewsBogor.com pun hanya diperkenankan melihat kondisi rumah tersebut lebih dekat dengan waktu terbatas oleh pihak kemananan perumahan tersebut.

Selain itu, kondisi di sekitaran rumah itu juga terpantau cukup sepi dari para penghuni rumah lainnya.

Salah satu petugas keamanan perumahan, Jaenudin, mengatakan bahwa penghuni rumah itu dikenal merupakan seorang dosen.

"Iya, yang saya tahu beliau emang dosen. Tinggal sama istrinya. Sekarang kosong," kata Jaenal saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com.

Ia mengaku tidak mengetahui pasti kapan rumah itu disegel polisi.

Rumah seorang dosen di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor disegel polisi, Minggu (29/9/2019).
Rumah seorang dosen di kawasan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor disegel polisi, Minggu (29/9/2019). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Dia mengaku bahwa kondisi rumah itu ia dapati sudah tersegel polisi pada Sabtu (28/9/2019) malam setelah bertukar shift jaga dengan rekannya yang seharusnya ia berjaga siang ditukar menjadi ke malam.

"Saya udah gak lihat beliau itu udah sekitar tiga hari yang lalu," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunnewsBogor.com, dosen ini merupakan dosen sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Barat.

Dikabarkan bahwa dosen ini diamankan polisi di Tangerang karena diduga terlibat dalam pembuatan bahan peledak dalam rencana agar aksi Mujahid 212 di Jakarta menjadi chaos.

Diwartakan Wartakota sebelumnya, Polda Metro Jaya dan Polrestro Tangerang mengungkap kasus dugaan rencana membuat kegaduhan menggunakan bahan peledak.

Chaos menggunakan teror bom itu direncanakan dilakukan dalam aksi Mujahid 212 yang digelar di Jakarta.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, AKBP Dicky Ario.

Dia menjelaskan, ada sejumlah pelaku yang diamankan dalam kasus ini.

"Ada 6 orang yang diamankan," ujar Dicky kepada Warta Kota, Minggu (29/9/2019).

Mereka ditangkap di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (28/9/2019).

Para pelaku yang diamankan yakni AB, SG, YF, AU, OS dan SS.

"Barang bukti yang kami sita yakni 29 bahan peledak jenis bom molotov, handphone, KTP dan dompet," ucapnya.

Para pelaku memiliki peran masing - masing.

Polisi pun saat ini tengah mendalami dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.

"Kami dari pihak Polres hanya back up saja. Petugas yang turun Jatanras Krimum dan Densus," kata Dicky.

Data yang dihimpun Warta Kota, pelaku AB menjadi aktor intelektual dalam kasus ini. AB merupakan dosen dari perguruan tinggi negeri di Jawa Barat.

"Dari semua yang ditangkap, masing-masing memiliki peran," ucapnya.

AB berperan memberi perintah untuk membuat bahan peledak jenis bom.

Sebanyak 29 bahan peledak jenis bom molotov pun disita polisi di lokasi penangkapan.

"Mereka ditangkap di Perumahan Taman Royal 2 Cipondoh. Itu rumahnya pelaku berinisial SS," kata Rachim.

Sedangkan SS berperan memberikan bom molotov tersebut kepada OS.

SS juga menentukan target dan bertindak sebagai koordinator aksi untuk membuat kekacauan.

Sementara itu, pelaku SG yang melakukan perakitan bom tersebut. Dia juga mempersiapkan massa perusuh untuk mengikuti aksi Mujahid 212.

Lalu, pelaku YF dan AU memiliki peran yang sama. Keduanya sebagai eksekutor dalam rencana kekacauan tersebut. 


Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Dosen IPB yang Ditangkap Terkait Dugaan Rencana Rusuh Sering Jadi Pembicara Seminar, https://bogor.tribunnews.com/2019/09/30/dosen-ipb-yang-ditangkap-terkait-dugaan-rencana-rusuh-sering-jadi-pembicara-seminar.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved