DEMO HONG KONG
Incar Demonstran Radikal, Pemerintah Hong Kong Akan Larang Demo Pakai Topeng
Pemerintah Hong Kong merancang cara baru untuk menghadapi demo yang semakin brutal dan anarkis oleh kelompok pro-demokrasi yang radikal.
Anggota parlemen oposisi memperingatkan bahwa larangan penggunaan topeng akan semakin mempolarisasi masyarakat dan menunjukkan tekad pemimpin kota untuk melakukan kekerasan secara kronis.
Ketua Partai Demokrat Wu Chi-wai juga setuju bahwa itu akan menjadi preseden buruk. "Pemerintah hanya menyapu masalah di bawah karpet," katanya.
Jimmy Sham Tsz-kit, penemu Front Hak Asasi Manusia Sipil, yang telah mengorganisir aksi massa terbesar sejak pertama kali memperingatkan bahwa larangan topeng tidak akan menghentikan orang turun ke jalan.
"Represi hanya akan membuat orang lebih fleksibel dan tidak dapat diprediksi ketika mereka memprotes," katanya.

Selama empat bulan demonstrasi, para pendemo melakukan berbagai cara untuk menghindari deteksi petugas keamanan.
Selain menggunakan topeng dan masker, para pendemo juga penggunaan payung, merusak kamera CCTv hingga menggunakan senter laser untuk mengganggu pandangan petugas.
Meskipun dianggap otoriter, banyak negara menerapkan aturan tersebut bagi majelis terbuka.
Setidaknya 15 negara di Amerika Utara atau Eropa telah memberlakukan undang-undang yang melarang orang mengenakan topeng, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jerman dan Prancis.