Terungkap di Sidang, Uang Suap Nurdin Basirun untuk Kunjungan ke Pulau dan Makan-makan
Fakta baru terungkap saat sidang suap reklamasi kepada Gubernur Kepulauan Riau (nonaktif) Nurdin Basirun dengan terdakwa Abu Bakar.
TRIBUNBATAM.id - Fakta baru terungkap saat sidang suap reklamasi kepada Gubernur Kepulauan Riau (nonaktif) Nurdin Basirun dengan terdakwa Abu Bakar.
Abu Bakar ditangkap saat menyerahkan uang suap di Tanjunginang.
Sidang perkara suap reklamasi di Kepri itu digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019).
Gubernur nonaktif Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun disebut menerima suap sebesar Rp 45 juta dan 11.000 dollar Singapura dari pengusaha bernama Kock Meng dan seorang nelayan bernama Abu Bakar.
Hal itu diungkapkan oleh jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam surat dakwaan Abu Bakar.
Adapun Kock Meng sampai saat ini masih berstatus tersangka.
Seluruh sumber uang yang diserahkan Abu Bakar bersumber dari Kock Meng.
"Terdakwa Abu Bakar bersama-sama dengan Kock Meng melakukan, menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan yang harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut memberi sesuatu berupa uang sejumlah Rp 45 juta dan 11.000 dollar Singapura kepada Nurdin Basirun selaku Gubernur Provinsi Kepulauan Riau," kata jaksa KPK Yadyn, saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Menurut jaksa, pemberian suap itu melalui Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau, Rudy Hartono dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau Edy Sofyan.
Jaksa memaparkan, pemberian itu dimaksudkan agar Nurdin selaku Gubernur Kepri menandatangani izin prinsip pemanfaatan ruang laut yang diajukan Kock Meng.
"Budy Hartono menyampaikan kepada terdakwa dan Kock Meng terkait syarat dan mekanisme pengajuan izin prinsip pemanfaatan ruang laut dengan "biaya pengurusan" sejumlah Rp 50 juta," kata jaksa.
Abu Bakar dan Kock Meng, kata jaksa, menyanggupi permintaan itu.
Selang beberapa waktu, Kock Meng menghubungi orang dekatnya bernama Johanes Kodrat untuk menyerahkan uang Rp 50 juta ke Abu Bakar.
Kemudian, Abu Bakar menyerahkan uang sebesar Rp 45 juta ke Budy Hartono di rumah Edy Sofyan.
Sementara Rp 5 juta digunakan Abu Bakar untuk biaya operasionalnya.