Presiden Jokowi Bertemu PM Lee di Singapura, Bahas Soal Udara Kepri Hingga Nongsa Digital Park

Kami telah mencapai banyak hal bersama selama masa jabatan pertama Presiden Jokowi dan saya berharap untuk mempertahankan jalur positif ini

Today Online/MediaCorp
Presiden Jokowi mendapat kehormatan memeriksa pasukan saat mengunjungi Singapura, Selasa (8/10/2019). Dalam pertemuan bilateral dengan PM Lee Hsien Loong, banyak hal yang dibahas terkait hubungan dan kerjasama kedua negara. 

TRIBUNBATAM.ID, SINGAPURA - Ikatan bilateral antara Singapura dan Indonesia berada dalam "kondisi yang baik", kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong kepada media setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo menjelang dilantik untuk periode kedua, pertengahan Oktober ini.

PM Lee dalam jumpa pers bersama itu mengatakan bahwa hubungan ke dua negara ini bahkan dalam "multi-faceted" dan melangkah maju", demikian dilansir TribunBatam.id dari Channel News Asia.

"Hubungan bilateral dalam kondisi baik , kita dalam multi-faceted (berbagai bidang) dan berwawasan ke depan," kata Lee.

"Kami telah mencapai banyak hal bersama selama masa jabatan pertama Presiden Jokowi dan saya berharap untuk mempertahankan jalur positif ini dan meneruskannya ke masa jabatan keduanya," kata PM Lee.

Polisi Thailand Tangkap Seorang Pria Gara-gara Tagar di Facebook

2020 Kontrak ATB di Batam Berakhir, Warga Batam Berikan Sejumlah Pendapat Mereka

Polisi Sampai Takjub Temukan Pengendara dengan Plat Nomor Tercantik, Ini Cerita Unik di Baliknya

Presiden Jokowi berada di Singapura untuk kunjungan dua hari sebagai bagian dari Retret Pemimpin Singapura-Indonesia.

Ini adalah pertemuan atau Retret keempat PM Lee dengan Jokowi dan yang pertama sejak pemilihan kembali presiden Indonesia pada Pemilu Mei lalu.

Presiden Indonesia Joko Widodo dan PM Lee Hsien Loong dalam jumpa pers bersama (CNA)

Jokowi yang akan dilantik pada 19 atau 20 Oktober ini juga dengan mantap mengatakan dalam jumpa pers tersebut, "Mari kita terus bekerja bersama untuk kemakmuran kedua negara dan rakyat kita."

Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi oleh ibu negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah anggota delegasi Indonesia, yang mencakup menteri dan pejabat.

Delegasi Singapura termasuk Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Heng Swee Keat, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, serta menteri kabinet lainnya ikut hadir dalam pertemuan yang akrab tersebut.

Dalam pertemuan itu, ada sejumlah hal yang menjadi pembicaraan dan perjanjian kedua kepala negara.

1. Penukaran Data Elektronik dan Kearsipan

konferensi pers tersebut dilakukan setelah penandatanganan perjanjian pertukaran data elektronik untuk memfasilitasi dan mengamankan perdagangan melalui hubungan National Single Windows dari kedua negara, serta Nota Kesepahaman (MOU) tentang kearsipan nasional kedua negara.

Perjanjian tersebut menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk mempromosikan lingkungan bisnis yang mulus, tanpa kertas dan aman bagi perusahaan yang terlibat dalam perdagangan bilateral.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Wakil Menteri dan Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat dan Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indfrawati.

Penandatanganan disaksikan oleh PM Lee dan Presiden Jokowi.

Seremoni upacara sambutan kehiormatan Presiden Jokowi di Singapura (Today Online)

Kedua negara juga menandatangani MoU (memorandum of Understanding) kolaborasi antara Arsip Nasional Republik Indonesia dan Arsip Nasional Singapura untuk tiga tahun ke depan.

MoU ini memungkinkan kolaborasi antara kedua lembaga negara untuk berbagi pengetahuan dalam kepemilikan arsip tentang sejarah, budaya atau warisan.

2. Kerjasama Ekonomi dan Nongsa Digital Park

Dalam pernyataannya, Lee mengatakan bahwa "ikatan ekonomi (kedua negara) kuat, dan terus tumbuh."

Dia mencatat bahwa Singapura telah menjadi investor terbesar di Indonesia sejak 2014.

Mengutip contoh Kendal Industrial Park di Jawa Tengah, dia mengatakan Singapura telah melakukan investasi US $ 800 juta dari hampir 60 perusahaan di kawasan industri itu hingga saat ini.

PM Lee juga menyebutkan Nongsa Digital Park di Batam juga telah berhasil menarik 90 perusahaan startup sejak didirikan tahun lalu, dan memiliki sekitar 800 talenta teknologi yang dipekerjakan dari Indonesia.

Mr Lee mengatakan bahwa kerjasama wisata juga berjalan dengan baik, dengan meluncurkan rute pelayaran baru ke Bintan, Surabaya dan Bali.

Dan masih ada potensi yang akan digarap, terutama di daerah baru, katanya.

"Kami membahas bagaimana kami dapat mengkatalisasi lebih banyak investasi di satu sama lain," tambahnya. “Satu hal penting adalah Perjanjian Investasi Bilateral, yang kami tandatangani pada Retret tahun lalu, kami harapkan  Indonesia akan segera meratifikasi.”

3. Penghapusan Pajak Berganda

Langkah penting lainnya adalah memperbarui Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda secara bilateral.

Langkah-langkah seperti itu akan "semakin memperkuat" aliran perdagangan dan investasi kedua negara.

Pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) pada hari Selasa mencatat bahwa kedua pemimpin membahas cara untuk lebih memperkuat kerja sama di bidang keuangan.

"Mengingat kondisi ekonomi global saat ini, mereka sepakat bahwa Otoritas Moneter Singapura dan Bank Indonesia akan bekerja sama untuk memperbaharui lagi pengaturan keuangan bilateral mereka untuk mendukung stabilitas moneter dan keuangan, yang akan berakhir pada 4 November 2019," kata pernyataan itu.

"Para pemimpin sepakat bahwa bank sentral akan membahas dan menyelesaikan detail dan mengumumkannya pada waktunya."

4. Pengaturan Udara dan Latihan Militer

Pernyataan pers MFA mengatakan, PM Lee dan Presiden Jokowi juga sepakat hubungan kerja mereka untuk isu-isu lama secara terbuka dan konstruktif.

Dua masalah yang akan dibahas adalah manajemen wilayah udara, khususnya status Wilayah Informasi Penerbangan (FIR) dan pelatihan militer sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

"Dalam hal ini, para pemimpin menyambut kerangka kerja yang disepakati untuk diskusi, yang menguraikan prinsip-prinsip inti dan pertimbangan berdasarkan diskusi mana tentang masalah ini akan dilakukan," pernyataan itu menambahkan.

Selama konferensi pers, Lee mengatakan kedua belah pihak telah mengadakan diskusi awal selama beberapa bulan terakhir.

"Kerangka kerja ini mengakui bahwa kepentingan inti dan hak-hak kedua negara harus diakui dan dihormati."

Lee menambahkan bahwa kedua belah pihak harus menegosiasikan kesepakatan tentang kedua masalah ini yang tahan lama dan untuk jangka panjang.

"Kerangka kerja ini menawarkan dasar yang kuat dan komprehensif untuk mencari solusi bagi kedua masalah ini, secara terpisah namun bersamaan," katanya.

"Kami telah menginstruksikan para menteri dan pejabat kami untuk menindaklanjuti dengan perundingan terperinci atas dasar kerangka kerja ini, dan untuk menyimpulkan dan mengimplementasikan perjanjian secara tepat waktu."

Indonesia telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengambil alih kendali FIR di atas Kepulauan Riau, yang telah dikelola oleh Singapura sejak 1946 sebagaimana diamanatkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).

Singapura telah berulang kali mengatakan bahwa FIR bukan masalah kedaulatan, tetapi keselamatan dan efisiensi lalu lintas udara komersial.

Jokowi mengatakan dalam konferensi pers: “Indonesia menyambut baik kerangka kerja untuk negosiasi FIR seperti yang disepakati oleh kedua negara."

“Indonesia menghormati posisi Singapura yang memahami keinginan Indonesia untuk mengawasi wilayah udaranya sendiri. Tim teknis kami telah memulai negosiasi; kami mendorong negosiasi untuk cepat mencapai hasil nyata. "

Dia akan meninggalkan Singapura pada hari Rabu besok.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved