DEMO HONG KONG
Saat Hong Kong Bertempur Lawan Demonstran, Beijing Serang Uni Eropa dan Presiden Prancis: Munafik!
Prancis harus menunjukkan empati kepada polisi Hong Kong seperti Beijing berempati dengan polisi Prancis menangani pengunjuk rasa "rompi kuning".
Puluhan ribu pemrotes Hong Kong menentang UU anti-topeng yang baru tersebut dan selama tiga hari berturut-turut da kelompok radikal melakukan perusakan di seluruh kota hingga Senin (7/10/2019).
Berbagai aset milik China di Hong Kong menjadi sasaran amuk massa, begitu juga polisi menjadi sasaran bom molotov dan melibatkan bentrokan berdarah.
Setelah operator MTR menghentikan pelayanan selama setengah hari, otoritas transportasi kembali membuka setengah stasiunnya pada Minggu siang, namun kembali menutup seluruh jaringan pada pukul 21.00 waktu setempat.
Sebagian besar stasiun MRT tetap tutup pada Senin pagi, termasuk Admiralty, Prince Edward, dan Mong Kok, lapor South China Morning Post.
Seluruh sistem kembali ditutup pada pukul 18.00 sore demi "memberikan lebih banyak waktu untuk perbaikan", kata MTR Corporation.
Di Wan Chai, pada hari Minggu, setelah bentrokan dan jual-beli serangan bom molotov dan gas air mata, polisi melakukan penyisiran dan menahan sejumlah pengunjuk rasa.
Banyak yang kemudian dibuka kedoknya sehingga menunjukkan wawjah-wajah demonstran yang umumnya berusia muda ke kalangan wartawan. Tangan mereka diikat dan kemudian ditahan oleh polisi.
Untuk pertama kalinya, barak Tentara Pembebasan Rakyat (PLC), militer China di Kowloon East, Hong Kong, mengeluarkan peringatan dalam bahasa Kanton setelah demonstran menyorotkan sinar laser ketika mereka ke gedung-gedung barak militer tersebut.
Sebuah bendera kuning naik di bagian atas gedung untuk memperingatkan para demonstran dan beberapa pria berseragam terlihat merekam para pengunjuk rasa sembari menembakkan lampu sorot ke arah demonstran.

Namun, tidak terjadi apa-apa karena para demonstran kemudian belalu dari kawasan tersebut.
Di Sham Shui Po, seorang sopir taksi berusia 60-an menabrak kerumunan demonstran dan melukai seorang wanita.
Kelompok-kelompok bertopeng yang marah kemudian menarik pengemudi keluar dari mobil dan memukulinya, sebelum kemudian diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran.
Sopir taksi itu dilaporkan pingsan, wajah dan kepalanya berlumuran darah sementara taksinya dihancurkan.
Aktris lokal Celine Ma, dengan darah di wajah dan dadanya, juga mengatakan dia dipukuli oleh pengunjuk rasa karena merekam para pengunjuk rasa kantor cabang Bank of China di dekatnya.

Otoritas Rumah Sakit mengatakan bahwa, pada pukul 11 malam, 11 orang dirawat di rumah sakit, tiga dalam kondisi serius dan lima stabil. Kondisi dua pasien lainnya tidak diketahui dan satu orang lagi sudah dipulangkan.