BATAM TERKINI

BBM Langka di Sejumlah Wilayah di Kepri, Mobil Mewah Ikut Antre Premium

Pertamina membantah informasi yang yang tersebar di publik, menyebutkan ada pengurangan kuota BBM oleh Pertamina.

Tribunbatam.id/Argianto DA Nugroho
Antrean di SPBU mengular akibat kelangkaan BBM jenis premium dan pertalite di Batam 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Marketing Branch Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Kepri, Awan Raharjo membantah informasi yang yang tersebar di publik, menyebutkan ada pengurangan kuota BBM oleh Pertamina.

"Jadi kami ingin klarifikasi terkait pengurangan BBM yang dilakukan Pertamina, bahwa itu tidak benar" ujar Awan

Awan mengatakan penyaluran yang dilakukan pihaknya justru diatas yang sudah ditetapkan.

"Penyaluran yang dilakukan justru di atas yang sudah ditetapkan seperti premium dan solar itu didistribusikan sesuai kuota yang ada" ujar Awan

Ia mengajak untuk merefleksikan siapa yang melakukan pengantren di SPBU yang ada di kota Batam.

"Coba kita melihat antrean yang terjadi, kebanyakan mobil mewah, dimana mobil mewah harusnya mengisi oktan 90, tetapi malah ngisi premium " ujar awan

Ia menjelaskan, harusnya mobil mewah mengisi bahan bakar Oktan 90 sesuai dengan buku petunjuk manual.

Kelangkaan BBM Makin Parah, Terjadi di Batam, Bintan dan Tanjungpinang

"Coba mobil mewah itu mengisi BBM sesuai buku manual, sehingga BBM premium bisa dinikmati maksimal oleh masyarakat yang membutuhkan" ujarnya.

Saat di tanya aturan tegas yang mengatur sesuai jenis kendaraan seperti yang dijelaskan diatas Awan mengatakan belum ada aturan tersebut.

"Kita baru dalam tahapan edukasi," ujarnya kepada Awak Media saat menggelar jumpa pers bersama Disperindag dan Polda Kepri di Mapolda Kepri, Selasa (8/10).

Terkait kelangkaan solar di Tanjungpinang, Pertamina menyatakan konsumsi biosolar subsidi sudah melebihi target yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Hingga September 2019, penyaluran biosolar di Kepri sebanyak lebih dari 117 juta liter.

"Realisasi itu lebih besar 16 persen dibanding kuota yang ditetapkan BPH Migas," jelas Awan Raharjo, dalam keterangan tertulis pada Selasa (8/10).

"Kami akan berlakukan sistem distribusi tertutup. Dari situ nanti akan terlihat apakah ada kesalahan atau tidak dalam pendistribusiannya," kata Awan Raharjo, di Tanjungpinang, Senin.

Distribusi tertutup yang dimaksud Awan adalah dengan membuat kartu kendali BBM bersubsidi bagi masyarakat yang berhak memakainya.

Pada tahap awal ini, kata dia, pihaknya bekerjasama dengan Pemkot Tanjungpinang telah menerbitkan kartu kendali bagi 45 sopir bus pariwisata.

Pertamina rencananya akan bersinergi dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk mengatur konsumsi biosolar.

Caranya melalui kartu kendali khusus pembelian biosolar bagi bus pariwisata yang berlaku hanya di SPBU 14.291.717 Tanjung Pinang.

Dengan kartu kendali ini, setiap bus pariwisata diatur pembelian biosolarnya sebesar 60 liter per hari. Penerapan kartu kendali pada bus pariwisata ini adalah tahap pertama.

Selanjutnya akan diterapkan bagi konsumen yang berhak menggunakan biosolar bersubsidi.

Pada tahap akhir, Pertamina bakal menggunakan sistem pembayaran non tunai seperti yang sudah diterapkan di Batam.

Dengan upaya tersebut, Pertamina yakin kuota biosolar cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Desember 2019.

Unit Manager Communication dan CSR Marketing Operation Region (MOR) I PT Pertamina Roby Hervindo mengatakan sejauh ini tak ada persoalan kuota.

Meski begitu, PT Permina akan mengecek dibeberapa SPBU di Batam. Apa penyebab sehingga terjadi kelangkaan.

"Nanti kami turunkan tim untuk melakukan pengecekan ya," ujar Roby Senin (7/10). (bob/leo/dra)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved