Suasana Penajam Terbaru, TNI Terjunkan 200 Prajurit, Situasi Ibu Kota Baru Kondusif
Suasana Penajam Paser Utara terbaru, Kodam VI Mulawarman terjunkan 200 prajurit pastikan situasi ibu kota baru kondusif.
TRIBUNBATAM.id - Suasana Penajam Paser Utara terbaru, Kodam VI Mulawarman terjunkan 200 prajurit pastikan situasi ibu kota baru kondusif.
Suasana di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sempat memanas pada Rabu (16/10/2019) kemarin.
Bahkan sekumpulan massa terlihat mengamuk dan melakukan pembakaran fasilitas pelabuhan kapal klotok di Penajam Paser Utara.
Selain itu, beberapa rumah warga dan warung sembako yang terletak di kawasan pelabuhan kapal klotok Penajam juga ikut terbakar.
Beruntung kerusuhan tersebut sudah mulai kondusif setelah Kapolda Kaltim Irjen Pol Pryo Widyanto bersama Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto bersama Kasdam VI Mulawarman Brigjen TNI Richard Tampubolon turun ke lapangan dan melakukan mediasi dengan sekumpulan massa.
Bahkan untuk tetap memastikan wilayah Penajam Paser Utara tetap kondusif, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto rela menginap di kediaman Bupati Penajam Paser Utara.
Kapendam VI Mulawarman, Kolonel Kav Dino Martino saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co mengatakan kondisi terkini diwilayah Penajam Paser Utara sudah kondusif.
Aparat TNI Polri terus melakukan pengaman wilayah dan melakukan patroli menyekat massa dari luar yang akan masuk ke tempat kejadian.
Bahkan Kodam VI Mulawarman juga sudah mengerahkan porsonilnya sebanyak 2 SSK atau satuan setingkat kompi yang berjumlah 200 prajurit dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 17 Ananta Dharma untuk membantu kepolisian melakukan pengamanan wilayah.
Kemudian mencegat massa agar tidak melakukan kerusuhan.
"Kondisi sudah kondusif di lokasi kejadian pasca-kejadian di Penajam Paser Utara tadi sore.
Personel TNI Polri telah mengamankan lokasi kejadian, patroli mencegah massa untuk membuat kerusakan dan menyekat massa dari luar yang akan masuk ke tempat kejadian," katanya saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Kamis pagi, (17/10/2019).
Lebih lanjut Kolonel Kav Dino Martino mejelaskan pasca kerusuhan yang terjadi Rabu kemarin, saat ini sudah terkendali setelah Pangdam beserta Kasdam VI Mulawarman turun langsung ke lapangan.
"Pasca kerusuhan hingga saat ini Pangdam VI Mulawarman dan Kapolda Kaltim berada di lokasi, dan bermalam di kediaman Bupati Penajam Paser Utara.
Saat ini situasi sudah aman terkendali.
TNI mengerahkan 2 SSK dari Yonzipur 17 Ananta Darma untuk membantu Polda Kaltim.
Pasukan TNI lain disiapkan apabila sewaktu waktu perlu diseberangkan dari Balikpapan menambah perkuatan," jelasnya.
Sementara itu, pengaman dari Polres Penajam Paser Utara dan Kodim Penajam Paser Utara juga aktif melakukan pencegahan agar konfilik tidak menyebar luar ke daerah lain.
"Untuk Kodim dan Polres yang berbatasan dengan tempat kejadian aktif melaksanakan pengamanan untuk mencegah konflik menyebar ke wilayah lain di sekitarnya.
Dengan menutup jalan jalan masuk ke wilayah tersebut dan menyampaikan kepada para tokoh agama dan masyarakat untuk saat ini situasi sudah terkendali," pungkas Kependam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino.
Beberapa sekolah di Penajam Paser Utara, diliburkan meski situasi menegangkan mulai mereda.
Diketahui, sekelompok masyarakat melakukan pembakaran di Pelabuhan Penajam dan sekitarnya.
Diduga buntut dari aksi penikaman di Pantai Nipah-nipah, beberapa waktu lalu.
Sekolah yang tidak menjalankan aktivitas belajar mengajar sementara adalah SDN 001 Penajam, SDN 025 Penajam dan SMPN 1 Penajam.
Pelaksana tugas (plt) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara, Daman saat dikonfirmasi menyatakan, sekolah yang libur berada di area ring 1 lokasi kejadian.
"Ada sebagian sekolah di ring 1 lokasi kejadian, bukan libur sebenarnya tapi belajar di rumah," tegasnya, Kamis (17/10/2019).
Aksi belajar dirumah oleh siswa-siswi tersebut, sebut Daman dikarenakan orang tua mereka dalam kondisi mengungsi. Akibat terbakarnya rumah mereka maupun terdampak.
Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan aktivitas belajar mengajar.
Selain tiga sekolah itu, sekolah-sekolah yang lain tetap berjalan seperti hari biasanya.
"Sekolah lain tetap masuk, hanya sekolah yang dekat ring satu saja. Itupun, guru-guru tiga sekolah itu tetap masuk," tambahnya.
Daman mengatakan, aktivitas belajar mengajar, akan dilaksanakan setelah situasi kondusif. Dalam hal ini, kondusifitas yang dimaksud adalah kondisi korban yang terdampak kebakaran.
"Kalau siang ini sudah kondusif, besok mereka sudah masuk," tandasnya.
Kronologi
Penajam Paser Utara (PPU) Ibukota baru Indonesia mendadak terjadi peristiwa kerusuhan mencekam.
Kerusuhan yang melibatkan sejumlah warga membuat kota di provinsi Kalimantan timur sempat bikin heboh.
Pasca di media sosial beredar beberapa video kerusuhan yang memperlihatkan beberapa tempat kebakaran.
Dilansir dari Tribunbali, bermula dari sejumlah Keluarga korban mendatangi lokasi tempat tinggal pelaku di Gang Buaya kilometer 1 Pelabuhan Feri Penajam dengan membawa senjata tajam, Rabu (16/10/2019) sekitar 13.30 Wita.
Mereka mencari pelaku hingga membakar sejumlah bangunan kayu di kawasan pelabuhan.
Seorang warga PPU yang enggan disebutkan berada di lokasi kejadian, menceritakan, hingga malam ini, pukul 19.00 Wita, kondisi di pelabuhan feri masih mencekam.
Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) dihadang massa menggunakan senjata tajam saat hendak memadamkan api yang membakar sejumlah bangunan di daerah calon ibu kota negara tersebut.
Penajam Paser Utara (PPU), Rabu (16/10/2019)." />
"Malah makin ribut karena pemadam dihadang massa pakai mandau (senjata tajam khas Kalimantan). Apinya makin nyebar," kata dia melalui pesan singkat dari lokasi kejadian pukul 19.00 Wita.
Ia mengatakan, sebagian warga mengungsi untuk mencari lokasi aman. Aliran listrik menuju kawasan sekitar juga dipadamkan.
Mengutip dari Tribun Kaltim di Penajam, Kapolres PPU Sabil Umar melalui Kasat AKP Dian Puspitosari membeberkan, pemicu amukan massa berasal dari kasus penikaman.
Dua warga ditikam berinisial RN (18) dan CD (19) pada Rabu (9/10/2019) sekitar pukul 23.00 Wita. RN mengalami luka berat, sementara CD meninggal dunia.
Keduanya terlibat perkelahian dengan sekelompok pemuda lain yang berujung penikaman.
Pemicu awal diduga dari bunyi knalpot motor. Sekelompok pemuda merasa terganggu dan mengajak berduel hingga berujung penikaman.
"Iya benar terjadi penikaman di Pantai Nipah-nipah, tapi sudah kita tangani," ungkap dia.
Polisi Minta Stop Bagikan Gambar Kerusuhan
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan gambar atau video yang sekiranya dapat memperkeruh suasana.
"Pihak Kepolisian meminta masyarakat percayakan proses penanganan permasalahan ini kepada aparat penegak hukum yang berwenang. Mohon kepada seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban," tuturnya.
Seperti diketahui, pada Rabu (16/10/2019) sekira 13.00 Wita terjadi pergeseran sekitar 100 orang menuju ke Pelabuhan Feri, perahu Klotok dan Speedboat.
Mereka berunjukrasa terkait peristiwa penikaman terhadap dua orang pemuda di Pantai Nipah-nipah.
Sekitar pukul 14.20 Wita, massa langsung menuju ke pelabuhan klotok.
Mereka lalu merusak pos loket tiket kapal klotok dan menghentikan transportasi speedboat maupun kapal.
Pihak Kepolisian dikomandoi Kapolres Paser dan Kapolres Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, langsung melakukan mediasi saat mengetahui perusakan tersebut.
"Pihak kepolisian berupaya memfasilitasi dengan hearing di Kantor Pemkab Penajam Paser Utara. Namun tidak ada kata sepakat," ujarnya.
Sekitar 15.30 wita kelompok massa terus bertambah.
Mengetahui situasi semakin memanas, Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto langsung menuju lokasi. Kapolda Irjen Pol Priyo Widyanto pun mengambil alih komando penertiban massa.
"Saat ini situasi sudah terkendali," ucapnya.
Latar Belakang
Diduga kericuhan ini terkait dengan peristiwa penikaman yang terjadi di Pantai Nipah-nipah, Penajam, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur atau kaltim.
Peristiwa penikaman terhadap dua pemuda yakni Rian (18) dan Chandra (19) di Pantai Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara kini tengah ditangani Sat Reskrim Polres Penajam Paser Utara.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (9/10/2019) sekitar pukul 23.00 Wita di Pantai Nipah-Nipah.
Saat kejadian, usai melakukan penikaman, pelaku melarikan diri ke Kota Balikpapan dan langsung dilakukan pengejaran oleh personel sat Reskrim Polres Balikpapan.
Kapolres PPU, AKBP Sabil Umar melalui Kasat Reskrim AKP Dian Puspitosari membenarkan kejadian penikaman terhadap dua pemuda yang mengakibatkan satu korban yakni Chandra meninggal dunia dan satu korban lainnya yaitu Rian mengalami luka berat.
"Iya benar, semalam ada penikaman di Pantai Nipah-Nipah, tapi sudah kita tangani," ujar Dian, Kamis (10/10/2019).
Saat ini ucap dia, pihaknya telah mengamankan tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus penikaman tersebut.
Hanya saja cuma satu orang yang melakukan penikaman tersebut dan saat ini sedang dilakukan pemeriksaan.
"Ada tiga orang yang kita amankan setelah mereka kabur ke Balikpapan.
Tapi masih kita periksa, hanya satu saja pelaku penikamannya yang lain kita kenakan pasal pembawaan senjata tajam," tuturnya.
Dari hasil pengecekan kondisi korban, pada tubuh korban bernama Rian terdapat satu luka tusuk di bagian pinggang sebelah kiri.
Namun kondisi korban masih sadar.
Sedangkan, ditubuh Chandra terdapat satu luka tusukan dibagian perut yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Diketahui, kronologis kejadian, pada hari Rabu (9/10/2019) sore hari saat terlapor yang saat ini sedang dalam lidik.
Korban selesai bermain bola di lapangan futsal yang terletak di Kilometer 3,5 Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam.
Saat korban hendak pulang menggunakan sepeda motor yang dikendarainya, koban memainkan gas atau mengopel gas sepeda motor.
Dan saat itu terlapor tepat di dekat korban mendengar suara dari knalpot motor tersebut.
Sehingga membuat terlapor emosi dan lagsung mendatangi korban.
Lalu mengajak korban ketemuan di Pantai Nipah-nipah.
Selanjutnya, sekira pukul 23.00 wita korban dan terlapor bersama teman-teman yang masih diselidiki jumlahnya ini bertemu di daerah Pantai Nipah-nipah.
Hingga terjadilah penikaman dengan mengunakan sajam terhadap korban.
"Saat ini ketiga orang sudah diamankan di Mapolres PPU," tutup AKP Dian.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Inilah Kronologi Penyebab Terjadinya Kerusuhan di Penajam Paser Utara Ibukota Baru, Warga Panik, https://sumsel.tribunnews.com/2019/10/17/inilah-kronologi-penyebab-terjadinya-kerusuhan-di-penajam-paser-utara-ibukota-baru-warga-panik?page=all.
Editor: Moch Krisna
