SEPAKBOLA KEPRI

Warga Batam Bersyukur Ada Gelora Citramas

Stadion Citramas Batam yang ada di kawasan Kabil, Nongsa tersebut disebut stadion nomor dua terbaik dalam penyelenggaraan Liga 2 tahun lalu.

TRIBUNBATAM.id/DIPA NUSANTARA
Stadion Gelora Citramas, terletak di kawasan industri Kabil, Kota Batam. 

BP Batam memiliki dua stadion, yakni Stadion Temenggung Abdul Djamal (TAD) dan Stadion Sei Harapan. Namun, kedua stadion itu –seperti juga beberapa aset BP Batam yang lain– hanya menjadi gedung yang bertahun-tahun teronggok, terutama Stadion TAD,

Untungnya, Sport Hall di kompleks Stadion TAD masih sering dipakai untuk turnamen indoor, seperti bola voli dan futsal sehingga tak benar-benar mati.

Stadion Sei Harapan masih digunakan oleh anak-anak di sekitar Sei Harapan, tetapi kondisinya juga tak terawat dan lebih banyak sebagai jalan pintas pengendara bermotor.

Anggaran Terbatas

Namun Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pemilik stadion membantah jika dua stadion itu tak dipelihara fasilitasnya, bahkan dibiarkan mangkrak.

Setiap tahunnya BP Batam mengalokasikan anggaran untuk perawatan atau pemeliharaan kedua stadion itu.

Tahun 2019 ini alokasi anggaran yang diberikan mencapai Rp 740 juta setahun. Sebanyak Rp 680 juta untuk biaya perawatan di kawasan TAD, termasuk stadion sepak bola dan Sport Hall.

Sekitar Rp 60 juta lagi untuk biaya perawatan Stadion Sei Harapan. Itupun belum terserap seluruhnya, baru terserap Rp 20 jutaan.

BP Batam mengakui, dibandingkan Stadion Gelora Citramas, perawatan untuk kedua stadion pelat merah ini masih kalah jauh.

Dari sisi anggaran saja, sebenarnya Rp 680 juta masih kurang untuk perawatan kawasan olahraga TAD yang luasnya 22 hektare itu.

"Rp 600 juta itu untuk potong rumput, listrik, air, dan perbaikan lainnya. Untuk luasan sebesar itu, anggaran kita masih kecil," kata Direktur Pemanfaatan Aset BP Batam, Herawan, Senin (28/10/2019) kepada Tribun.

BP Batam termasuk Badan Layanan Umum (BLU).

Institusi ini harus menghidupi dirinya sendiri dari unit-unit penghasilnya. Meski begitu, BP Batam tetap tidak melupakan fungsi pelayanannya kepada masyarakat.

Itu terlihat dari biaya sewa yang diberikan. Sebisa mungkin tetap terjangkau bagi masyarakat.

Seperti untuk pemakaian Stadion TAD, biaya sewanya masih Rp 1,4 juta per harinya. Sedangkan untuk Sport Hall, Rp 6 juta per 6 jam per kegiatan.

BP Batam mengklaim, setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, Stadion TAD ramai dengan aktivitas olahraga, khususnya sepak bola.

Bahkan bisa dibilang untuk sewa pemakaiannya selalu full di hari itu.

Beda kasus dengan TAD, banyak fasilitas di Stadion Sei Harapan yang mulai rusak sejak 2017 lalu. Seperti pagar beton yang pecah-pecah dan kerusakan lainnya.

BP Batam tak menampik, kondisi di stadion dengan luas sekitar 1,5 hektare itu kian memprihatinkan.

Namun stadion yang berada tak jauh dari Pasar Sei Harapan di Sekupang ini, termasuk dalam pengajuan hibah aset tahap II kepada Pemerintah Kota Batam.

Surat persetujuan hibah dari Menteri Keuangan sudah keluar Juli tahun 2019 dan saat ini dalam tahap pembuatan berita acara hibah.

Dengan biaya perawatan yang minim, dua stadion ini tentu sulit diharapkan menjadi homebase tim profesional.

Pasalnya, PSSI mewajibkan kompetisi di bawah bendera federasi menggunakan lapangan berstandar nasional. Ya, begitulah. (tribunbatam/dewi haryati/dipa nusantara)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved