Pilgub Kepri
Soerya dan Isdianto Deklarasi 4 Bulan Jelang Daftar Resmi di KPU; Ini Tahapan Pilkada di Kepri
Syarat untuk mendaftar sebagai kontestan pilkada gubernur minimal raih dukung 20% atau 9 kursi dari anggota parlemen.
1. Kalah Oleh Alharhum Kakak Kandung dan Oknum TNI, Soeryo Gandeng Adik HM Sani
Poster kandidat Pilgub Kepri 2015
Bagi Soeryo Respatiyono, ini adalah kali ketiga dia jadi kontestan Pilgub di Kepri.
Sekali menang sekali kalah. “Insyallah, kali ini kita jadi pemenang,” ujar Soeryo optimistis.
Di pertarungan pertama 2010, dia berpasangan dengan kakak kandung Isdianto; almarhum Muhammad Sani.
Di Pilkada kedua, sarjana hukum asal UGM Yogyakarta dan doktor hukum dari Unhas Makassar ini menggandeng Ketua DPD Golkar Kepri sekaligus Bupati Bintan, Ansar Ahmad.
Kini Ansar menjabat anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar, hasil pemilu 2019 lalu.

Kala itu, pasangan Soeryo-Ansar didukung koalisi PDIP-Golkar.
Duet politisi-birokrat ini hanya meraih 305 ribu suara. Mereka kalah dengan selisih sekitar 47 ribu (6,4%) suara dari pasangan Muhammad Sani dan Nurdin Basirun, yang meraih 347 ribu suara.
Kala itu, Muhammad Sani menjadi petahana dan didukung dua parpol besar, Partai Demokrat dan Gerakan Indonesia Raya.
Pengacara pasangan Soeryo Respatiyono dan Ansar Ahmad, kala mengajukan gugatan perselisihan hasil penghitungan suara di MK, Soeryo Respatiyono menuding kekalahan mereka kala itu, karena TNI dianggap partisan.

• VIDEO-PILGUB KEPRI - Soerya Berpasangan dengan Isdianto, Rudi Gandeng Syahrul?
"TNI terlibat secara masif, terstruktur, dan sistematis," ujar Sirra Prayuna, sebelum mengajugan gugatan, Selasa, 22 Desember 2015 lalu.
Menurut Sirra, dugaan keterlibatan TNI terlihat dari pengerahan kekuatan TNI di basis suara Golkar serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Prajurit TNI yang bertugas melapis tugas kepolisian nyatanya berperan seperti penyelenggara pemilu. "Mereka membagikan Form C6, surat undangan bagi pemilih di basis suara Golkar dan PDIP," katanya.