Nadiem Makarim Ingatkan 5 Pesan Jokowi dan Tegaskan Teknologi Digital Tak Bisa Gantikan Budi Pekerti
Nadiem Makarim, menegaksan pendidikan adab dan karakter menjadi dua dari lima visi pendidikan yang diamanatkan presiden Jokowi kepadanya.
Penulis: Dewi Haryati |
1. Nadiem Makarim Isyaratkan Tak Akan Ganti Kurikulum Pendidikan dengan Aplikasi
Nadiem Makarin, CEO of Gojek, Resigns his post
Dia mengisyaratkan tidak akan melakukan perubahan kurikulum mendasar dalam pendidikan, tapi melakukan reorientasi. “Apalagi ada yang menyebut pemilihan Nadiem sebagai Mendikbud akan mengganti semua sistem dengan aplikasi. "Saya cukup lucu dengan itu," katanya.
Bagi Nadiem Makarim, pendidikan adab dan karakter menjadi dua dari lima visi pendidikan yang diamanatkan
presiden Joko Widodo, saat dilantik 25 Oktober 2019 lalu.
Kelima Visi itu adalah;
- Aspek Pendidikan karakter. Baginya, akar permasalahan kebangsaan dan dunia saat ini adalah karakter yang muncul bersamaan dengan besarnya peran teknologi dan informasi. “Jika SDM tidak memiliki karakter kuat, maka akan tergerus dengan informasi yang tidak benar. "Sehingga ini bisa memojokkan pemikiran. Setiap pemuda, kita harus berpikir independen, dan berkarakter”
- Aspek peningkatan investasi dan inovasi. Nadiem mengatakan, investasi memiliki dependensi dengan kualitas SDM. Menurutnya; banyak pelajaran, keterampilan serta kompetensi dalam pendidikan Indonesia tidak dibutuhkan di dunia pekerjaan, industri dan kewirausahaan. “Soft skill akan jadi prioritas. Bukan ke konten, tapi bagaimana caranya siswa tahu cara untuk kenali kompetensinya.”
- Aspek pemberdayaan teknologi. Dia mengatakan saat ini banyak persepsi yang salah mengenai teknologi dan pendidikan. pendidikan adalah apa yang terjadi dalam dua ruang, yaitu di kelas murid dan guru, serta di rumah orang tua dan anak. "Itu kuncinya. Teknologi tidak akan mungkin bisa menggantikan koneksi itu. Karena pemberlajaran terbaik itu adanya koneksi batin kuat dan bisa timbul rasa percaya," ujar Nadiem.
Di masa Muhadjir Effendi, kementerian yang membawahi langsung birokrasi pendidikan di sekolah dasar, menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK) ini, sudah diterapkan aplikasi pendidikan yang diberi nama Rumah Belajar.
Aplikasi pembelajaran dunia maya dan interaktif itu, kini sudah melibatkan 9.254 Penyelenggara, sekolah tiga level; SD, SMP, dan SMA·
Setidaknya ada 24.339 Kelas, 26.779 Guru dan hingga Kamis (7/11/2019) sudah diikuti lebuh 139.351 Siswa dari 520 daerah di 34 provinsi Indonesia.