BATAM TERKINI
Gas 3 Kg Kosong di Batam, Warga: ke Mana Lagi Mau Dicari?
"Menghilangnya" gas elpiji ukuran 3 kg dari pasaran menjadi pembicaraan hangat belakangan ini. Warga di sejumlah wilayah mulai kebingungan mencari gas
William mengatakan, dari hasil sidak ternyata masih banyak didapati masyarakat yang membeli gas melon melebihi batas ketentuan perorangan yakni maksimal 2 tabung.
Mereka yang membeli lebih dari dua tabung, kepada pemilik pangkalan mengaku gas dipergunakan untuk rumah tangga, bukan untuk dijual kembali eceran mengambil untung.
Bahwa masih banyak pangkalan di kawasan tidak selektif memilah mana sebenarnya warga pembeli yang memang benar-benar untuk kebutuhan rumah tangga dan mana yang dijual kembali (pengecer) dengan maksud mengambil keuntungan banyak.
Pertamina Lakukan Sidak
Sementara itu, Tim Pertamina Kepri merespon cepat kabar yang beredar di lapangan, warga susah mendapatkan gas elpiji 3 kg.
Sales Branch Manager Pertamina Kepri, William mengakui pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) beberapa hari lalu.
Sidak ini dilakukan di dua kecamatan yakni Sagulung dan Batuaji.
Mereka mengecek satu per satu dari sejumlah pangkalan elpiji 3 kg yang berada di kawasan Sagulung dan Batuaji.
William mengatakan dari hasil sidak tersebut, ternyata masih banyak didapati masyarakat yang membeli gas melon melebihi batas ketentuan perorangan, yakni maksimal 2 tabung.
Mereka yang membeli lebih dari dua tabung, mengaku gas itu dipergunakan untuk rumah tangga, bukan untuk dijual kembali secara eceran dan mengambil untung.
• Emak-Emak di Batam Teriak Cari Gas Elpiji 3 Kg, Ika : Dimana-mana Tak Ada
• Dua Kali Disatroni Maling, Ini Cerita Pemilik Pangkalan Gas di Aviari Batam
"Kami bertanya kepada seorang pembeli. Karena dia beli lebih dari 2 tabung. Dia malah jawab, saya beli empat tabung, karena di rumah saya sering masak. Sumpah saya bukan penjual elpiji eceran. Rumah saya juga tak jauh dari sini (Tembesi) kok. Gitu katanya," ujar William menceritakan saat timnya sidak kemarin, Senin (11/11/2019).
Begitu tahu kalau ternyata yang menanyainya tim dari Pertamina Kepri, si pembeli yang mengaku tinggal di ruli kawasan Tembesi tersebut langsung pergi meninggalkan tim dan hanya membeli satu tabung saja karena ketakutan.
"Kami harus waspada. Banyak pembeli yang membeli dua hingga lebih tabung melon dalam satu pangkalan. Ini yang susah kami deteksi. Mereka ngakunya pemilik usaha warung makan," katanya.
Ia melanjutkan hasil sidak, didapati bahwa masih banyak pangkalan di kawasan tidak selektif memilah mana sebenarnya warga pembeli yang memang benar-benar untuk kebutuhan rumah tangga dan mana yang dijual kembali (pengecer) dengan maksud mengambil keuntungan banyak.
"Mayoritas pangkalan saya dapati, banyak justru yang takut atau yang penting barangnya cepat habis, tanpa mempedulikan seharusnya gas melon dijual untuk mencukupi kebutuhan masyarakat rumah tangga yang tinggal di sekitar pangkalan," katanya.
• Pernah Kehilangan 115 Tabung Gas, Pangkalan Gas di Aviari Batam Kembali Disatroni Maling
• Warga Ngaku Sulit Dapat Gas 3 Kg, Diduga Ada Pangkalan Nakal di Sagulung Batam
Atas temuan itulah William akan mengevaluasi kembali dan mendata mana pangkalan tabung melon yang nakal untuk dijatuhi sanksi. Berupa pengurangan kuota atau pasokan tabung melon hingga pencabutan kontrak atau ijin pendirian pangkalannya.
Saat ini Pertamina sendiri perharinya memberikan kuota untuk didistribusikan ke seluruh pangkalan tabung melon di Batam sebanyak 36.760 tabung.
Sedangkan untuk di dua kecamatan yang katanya selalu terjadi kelangkaan tabung melon di pangkalan, yakni Sagulung dan Batuaji, dari 490 pangkalan yang ada perharinya dipasok 10 ribu tabung.
"Kalau satu pangkalan dipasok misalnya sebanyak 150 tabung habis tak sampai 24 jam, itu saya berani menegaskan, tabung melon yang untuk masyarakat rumah tangga, dijual atau diborong terlebih dahulu oleh pengecer yang sudah bekerjasama dengan pangkalan. Ini yang akan kami bersihkan," tegas William.