BATAM TERKINI
Ini Tanggapan Syamsul Bahrum Soal Dua Pelajar SMPN 21 Batam Dikeluarkan dari Sekolah, Kurang Tepat?
Syamsul Bahrum beralasan, Negara harus hadir untuk membina anak Indonesia ketika disinggung soal dua pelajar SMPN 21 Batam dikeluarkan dari sekolah.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Langkah sekolah mengeluarkan dua pelajar tidak hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dinilai Asisten ll Bidang Ekonomi Sekretariat Daerah Kepulauan Riau (Kepri) Syamsul Bahrum kurang tepat.
Syamsul Bahrum beralasan, Negara menurutnya harus hadir untuk membina anak-anak Indonesia.
Dua pelajar SMPN 21 Batam, sebelumnya terpaksa dikeluarkan pihak sekolah.
"Harus dievaluasi. Kalau dikeluarkan, justru mereka semakin tidak menghormati kita masuk ke dalam itu. Kenapa sampai tak menghormati. Kalau misalkan alasannya telah lama dan tak berhasil untuk dibina kembali lagi. Kita gagal atau bagaimana?," katanya kepada Tribunbatam.id Senin (2/12/2019).
Syamsul Bahrum pun menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut.
Ia mengatakan, ada alternatif lain yang bisa dilakukan dibandingkan memilih mengeluarkan kedua anak itu.
Syamsul Bahrum pun meminta kepada orang tua agar memahami ideologi dalam bernegara.
Hal ini menurutnya menjadi perhatian, meski negara menjamin warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Kepada orang tua juga harus tahu diri. Hidup dimana? Kita ini negara hukum berpatokan pada ideologi Pancasila. Tidak boleh ada hal-hal lain selain Pancasila. Itu sudah final dan tak dapat diganggu gugat," tegasnya.
Kepala Sekolah SMPN 21 Batam, Poimanoiman Sardi kepada wartawan mengaku, anak yang menganut paham Yehuwa di sekolahnya dikenal murid yang baik dan santun dalam berperilaku.
"Dia hanya kurang dalam bergaul serta sering memisahkan diri dari teman-temannya, " katanya, Kamis (28/11/2019).
Saat dirinya masuk ke sekolah tersebut, kata Poiman, pihak sekolah belum menemukan perilaku aneh seperti saat ini.
Setahun belakangan baru pihak sekolah mengetahui perilaku aneh dirinya upacara bendera dan saat belajar pelajaran agama Kristen
"Entah paham apa yang dianutnya, ia tidak ikut pelajaran keagamaan, termasuk kebaktian bagi Kristiani," kata Poiman.
Setelah mengetahui perilaku sang murid, pihak sekolah mencoba melakukan pendekatan. Informasi yang diterima, beragam keyakinan yang dianut siswa tersebut dibawa dari lingkungan rumahnya, termasuk tidak bersedia hormat kepada bendera merah putih.