Cerita Cinta Terlarang

Cinta Terlarang Bos dengan Sopir Berujung Tragis, Bermula Akupuntur di Tempat Tidur

Cinta terlarang Mohammad Hafi Durahman alias Heri (29) dengan Rita berujung di meja hijau.

Tribun Jogja/ Suluh Pamungkas
Ilustrasi Kriminalitas 

Pelaku sudah mengenal korban sejak Juli 2019, awal kenalannya melalui jejaring Facebook lalu hingga akhirnya keduanya memiliki hubungan khusus.

"Sudah saling kenal, punya hubungan khusus antara pelaku yang masih pelajar dan korban yang statusnya janda satu anak itu," terangnya.

Ditambahkan perwira berpangkat dua melati di pundak tersebut, dari data yang dikembangkan pelaku kerap diminta pertanggungjawaban atas kehamilan korban.

Bahkan, pelaku mengaku kerap dimintai uang oleh korban.

"Dari keterangan, pelaku diminta bertanggungjawab atas kehamilan korban yang sudah usia 24 minggu atau enam bulan, tapi tidak tahu buah dari siapa.

Kita baru sebatas mendalami kasus pembunuhannya," katanya.

3. Sudah direncanakan

6 FAKTA Cinta Terlarang Janda Muda & Pelajar SLTA di Bojonegoro, Pesta Arak, Bercinta lalu Dibunuh
6 FAKTA Cinta Terlarang Janda Muda & Pelajar SLTA di Bojonegoro, Pesta Arak, Bercinta lalu Dibunuh (SURYA.co.id/Mochamad Sudarsono)

Budi Hendrawan mengatakan, dari pengembangan penyidikan, ditemukan ada unsur perencanaan pembunuhan.

Sebab, pelaku sudah membawa tali tampar yang ditaruh di dalam saku celananya.

Tali itu kemudian yang digunakan untuk menjerat leher korban.

"Ada unsur perencanaan, karena sudah bawa tali untuk menjerat leher korban," ujar Kapolres.

ia menjelaskan, sebelum pembunuhan terjadi, korban sudah janjian dengan pelaku.

Korban lalu menjemput pelaku kemudian jalan-jalan bersama menggunakan motornya.

Pelaku yang mengendarai motor lalu mengambil sebotol arak yang sudah disimpan di semak-semak.

Kemudian menuju waduk selanjutnya bercinta.

Seusai bercinta, korban lalu curhat atas kehamilannya yang sudah usia 6 bulan.

"Sebelum dibunuh berhubungan badan dulu, lalu minum alkohol bersama," terangnya.

Ditambahkan Budi, usai minum arak kemudian pelaku merasa pusing karena diminta pertanggungjawaban atas kehamilan korban.

Bahkan pelaku juga mengaku sering dimintai uang oleh korban.

Akhirnya pelajar tersebut langsung menjerat leher korban dengan tali tampar hingga meninggal.

Bahkan untuk memastikan meninggal, pelajar tersebut memukul muka dan kepala korban hingga rusak atau luka berat.

"Jadi setelah korban dijerat lehernya, kemudian dipukuli hingga tewas. Barang bukti yang terkait pembunuhan sudah kita amankan," ucapnya.

4. Ditangkap di rumah

7 FAKTA Pembunuhan Janda Satu Anak di Bojonegoro, Kronologi Lengkap & Motif Pelaku Terungkap
7 FAKTA Pembunuhan Janda Satu Anak di Bojonegoro, Kronologi Lengkap & Motif Pelaku Terungkap (Kolase Facebook Yuni Rusmini)

Setelah membunuh Aidatul, pelaku kabur membawa motor dan handphone korban.

Lalu meminta jemput temannya di suatu tempat. Motor korban ditinggal di lokasi penjemputan.

Setelah dijemput, pelaku minta diantarkan pulang.

Petugas yang melakukan penyelidikan lalu mendatangi rumah dan menangkap pelaku.

Polisi juga memeriksa Handphone korban yang dibawa pelaku, dan ditemukan chatingan yang menguatkan pelajar tersebut adalah pelaku pembunuhan.

"Usai membunuh lalu meminta jemput temannya, dihubungi melalui rekaman pesan WhatsApp, temannya sudah kita periksa juga sebagai saksi," bebernya.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti atas kejadian tersebut, di antaranya motor beat milik korban, handphone dan pakaian korban.

Kemudian ada juga barang tersangka yang turut diamankan, yaitu motor vixion, handphone, pakaian, tali tampar yang digunakan untuk menjerat korban, lalu botol plastik bekas arak.

5. Menyesal 

Saat ditanya petugas, AN ST menundukkan kepala dan mengaku menyesali perbuatan yang dilakukan.

"Menyesal atas pembunuhan yang saya lakukan kepada Aidatul Izah," katanya sambil menjawab lontaran pertanyaan awak media.

Pelajar tersebut juga tak menyangka bisa melakukan hal itu kepada janda yang tak lain merupakan tetangga desanya tersebut.

Namun dia mengungkapkan kerap diminta pertanggungjawaban atas kehamilan Aidatul Izah, yang berdasarkan hasil visum sudah usia 24 minggu atau 6 bulan.

Atas sejumlah desakan itulah pelaku tega menghabisi nyawa janda di sekitar saluran irigasi.

"Saya diminta tanggung jawab atas kehamilan dan sering dimintai uang juga," bebernya sambil digiring petugas ke tahanan. (*)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved