HARI ANTI KORUPSI 2019

Menkeu Sri Mulyani Blak-blakan, Sebut Banyak Makelar Bawa 'Amplop' ke Kantor Kemenkeu

Saya dulu pergi ke Priok dikasih tahu sama Pak Heru (Dirjen Bea Cukai), dulu gedungnya semua ruangan isinya bawa map, calo-calo. Duduk sampai ke tangg

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Menurut rencana, presiden Joko Widodo akan memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik hari ini usai dilantik Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin 

TRIBUNBATAM.id - Sekitar 15 tahun lalu, kementerian keuangan rentan akan "Amplop" sogokan dari para makelar.

Bahkan godaan itu sangat susah ditolak oleh para pegawi di Kementerian keuangan.

Namun dalam lima tahun terakhir, hal seperti itu sudah tidak ada lagi, seperti yang diceritakan Menkeu Sri Mulyani.

Anggota Dewan Curigai Permainan Direklamasi Pulau Janda Berhias dan Pulau Seraya

Dikenal Sebagai Konglomerat, Ardi Bakrie Mau ke Dapur dan Masak untuk Nia Ramadhani

Ini Syarat Calon Perseorangan Ikut Pilbup Karimun 2020

Sri Mulyani menceritakan hal ini menjelang peringatan hari anti korupsi 2019 yang diperingati setiap tanggal 9 Desember di dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam peringatan Hari Anti Korupsi mengisahkan sebuah pelayanan di Kementerian Keuangan pada 15 tahun silam yang begitu kental akan penerimaan "amplop" dari para makelar.

Banyak para lobbyist ditemukan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan.

Viral Curhat Istri Sah yang Suaminya Nikah Lagi sama Wanita Lain: Kenapa Air Mata Ini Terus Keluar?

Pemilik Bisnis Kosmetik Ilegal di Tiban Lengkapi Ruko dengan Banyak CCTv, Ini Cerita Warga

"Saya dulu pergi ke Priok dikasih tahu sama Pak Heru (Dirjen Bea Cukai), dulu gedungnya semua ruangan isinya bawa map, calo-calo. Duduk sampai ke tangga-tangga beleber. Anda bisa bayangkan calo itu tidak hanya bawa dokumen, di bawahnya ada amplopnya. Bagi siapa amplopnya paling tebal ya itu mapnya ditaruh paling atas," kata Srimul di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Dia merasa bersyukur, bahwa lima tahun ini Kementerian Keuangan sudah mampu memangkas sogokan untuk para birokratnya.

Tapi, justru dia mencurigai penyogokan saat ini tidak berupa dalam bentuk uang fisik. Melainkan, melalui transfer rekening.

"Sekarang ini di Kementerian Keuangan, nggak ada orang yang membawa amplop. Jangan-jangan nggak perlu amplop lagi, pakai transfer. Ibu jangan naif gitu," ucapnya.

Dia mengakui, pada masa itu pertahanan untuk tidak menerima uang sogokan dari para makelar begitu lemah.

"Dulu kita less of defense, karena menerima (uang makelar) itu bagian dari semangat penghidupan," ujarnya.

Begitu pula dengan Dirjen Anggaran Kemenkeu, kerap mendapatkan lobi dari para kementerian dan lembaga untuk mengurus Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( Dipa) agar segera selesai dan dananya cepatnya disalurkan.

"Pagelaran dalam 15 tahun lalu banyak makelar yang ingin mencairkan Dipanya untuk dipakai banyak sekali. Sekarang sudah hilang, itu bagus. Dirjen Anggaran juga ada kemajuan. Dulu itu semua satker atau dari KL datang berbondong-bondong di Gedung Dirjen Anggaran, hanya untuk mengurus keperluan Dipa," bebernya.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengingatkan kepada seluruh jajaran Kemenkeu agar tetap terus membenahi sistem agar tidak mudah tergoda sogokan dari makelar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved