Kisah Pencarian Pesugihan Lewat Ritual Syahwat di Gunung Kemukus, Terungkap Fakta Dibaliknya

Salah satunya kisah mencari pesugihan melalui ritual syahwat yang bukan pasangan sah atau suami-istri pada malam khusus.

TRIBUNBATAM/ZABUR
Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 

“Nenek moyang saya dahulu tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga menjelaskan dengan bahasa Jawa, oleh masyarakat kata ‘demenan’ dipelintir," kata dia.

Dari cerita itu, kemudian menyebar ke masyarakat bahwa Pangeran Samudro selingkuh dengan ibu tirinya. Sehingga ketika datang ke makam harus menyertakan kekasih.

Kepercayan itu kemudian berkembang apabila memiliki cita-cita agar dikabulkan, harus melakukan ritual seks di Gunung Kemukus.

"Pada tahun 1990-an sampai 2000-an memang banyak ritual mesum itu, sekarang sudah tidak ada lagi ritual gitu-gituan," kata dia.

Menurut dia, masyakarat yang datang seharusnya melakukan ziarah. Tidak melakukan ritual yang menyimpang.

"Ritual mesum itu hanya dimanfaatkan orang mencari keuntungan, yang benar di sini berziarah," kata dia.

Ia mengaku, kapasitasnya hanya memberikan imbauan pada pengunjung. Sedangkan perilaku prostitusi di luar komplek makam, di luar kewenangannya.

Sedangkan alasan banyak peziarah datang di Kamis malam Jumat Pon, karena hari pasaran Jawa tersebut dipercaya hari meninggalnya Pangeran Samudrro.(Tribunbatam.id/zabur anjasfianto)

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN___BATAM:

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Kisah Dibalik Ritual Syahwat di Gunung Kemukus, Juru Kunci Makam Pangeran Samudro Ungkap Ini

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved