BATAM TERKINI
Tersisa 14 Orang Dari 180 Orang Ikut Tes Magang ke Jepang
Proses seleksi program pemagangan ke Jepang sudah berlangsung sejak pertengahan 2019. Ada 180 warga Batam yang mendaftar seleksi. Kini sisa 14 orang
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebanyak 14 orang calon pemagang ke Jepang lulus seleksi tingkat Kota Batam. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan, mereka saat ini sedang memantapkan kemampuan berbahasanya.
“Sekarang sedang mengikuti pelatihan bahasa Jepang. Tapi masih kita lakukan secara mandiri. Mulai Januari nanti baru diadakan di LPK (lembaga pendidikan dan keterampilan),” kata Rudi di Batam Centre, Senin (30/12/2019) sebagaimana dilansir dari Media Center Batam.
Ia melanjutkan, untuk kursus bahasa di bulan Januari nanti akan digelar dengan membayar tutor. Namun modul yang digunakan mengacu pada pedoman dari Kementerian Tenaga Kerja. Sehingga ilmu yang didapat bisa sesuai dengan kebutuhan.
“Kursusnya sekitar dua bulan. Sebelum dilakukan tes terakhir oleh Kementerian,” ujarnya.
Sementara itu, untuk jadwal tes terakhir pemagangan ke Jepang, Rudi mengaku belum tahu dan masih menunggu kabar dari pusat. Begitu juga terkait lokasi pelaksanaan tes. Apakah di Batam atau di luar daerah.
• Penghujung Tahun 2019, Pemko Batam Gandeng Swasta Salurkan 1.000 Paket Sembako Murah
• Rayakan Tahun Baru, Pembeli Dari Pulau Luar Serbu Toko Pakaian di Siantan Anambas
Diketahui, proses seleksi program pemagangan ke Jepang ini sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2019. Ada 180 warga Batam yang mendaftar seleksi.
Mereka melalui tes tertulis dan kesamaptaan pada awal September lalu. Dari 180 orang itu, hanya 30 diantaranya yang lulus tes pertama.
“Waktu itu banyak kena di attitude (sikap). Meski ada yang kena di samapta dan materi juga,” kata Rudi.
Selanjutnya, peserta yang lulus tes pertama kemudian mengikuti tes kesehatan. Dari situ tersisa 14 orang yang lanjut ke tes terakhir. Sebelum tes pamungkas, mereka dibekali penguasaan bahasa Jepang dengan anggaran dari pemerintah daerah.
“Kita berharap ke-14 orang ini bisa lulus semua,” ujarnya.
Para pemagang ini nantinya akan bekerja di perusahaan manufaktur di Jepang. Karena itu harus memiliki ilmu dasar teknika.
Pemagangan di Jepang akan berlangsung selama 3 tahun. Selain gaji, mereka juga akan diberi jaminan sosial seperti jaminan hari tua. Sehingga ketika selesai magang di Jepang bisa memiliki modal untuk usaha sekembalinya ke tanah air. (*)