Komandan Pasuka Elit Iran Tewas Diserang Drone, Donald Trump: Iran Tidak Pernah Menang Perang

Presiden AS Donald Trump akhirnya angkat suara setelah Jenderal Iran, Qassem Soleimani, tewas diserang militer AS.

bbc indonesia
Jenderal Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani dan Presiden AS Donald Trump 

#Komandan Pasuka Elit Iran Tewas Diserang Drone, Donald Trump: Iran Tidak Pernah Menang Perang


TRIBUNBATAM.id - 
Presiden AS Donald Trump akhirnya angkat suara setelah Jenderal Iran, Qassem Soleimani, tewas diserang militer AS.

Qassem Soleimani yang merupakan komandan Pasukan Quds, sayap dari kesatuan elite Garda Revolusi, tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Jenderal Qassem Soleimani tewas bersama pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dan enam orang lainnya akibat serangan drone.

Dalam keterangannya, Pentagon menjelaskan bahwa serangan terhadap jenderal top berusia 62 tahun itu merupakan perintah Trump.

Kementerian Pertahanan mengatakan, mereka menerbangkan drone yang total menewaskan delapan orang pada Jumat tengah malam waktu setempat.

Dikatakan bahwa serangan tersebut dilakukan karena Soleimani dan Pasukan Quds yang dia pimpin bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS.

Selain itu, Pentagon mengklaim perwira tinggi bintang dua itu mendalangi berbagai aksi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah.

Salah satunya adalah serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).

Karena kematian kontraktor itu, Washington memerintahkan serangan udara terhadap Hashed al-Shaabi pada Minggu (29/12/2019).

Serangan itu menewaskan sekitar 25 orang, yang dibalas dengan aksi protes dari massa pendukung Hashed di Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyatakan, publik Irak bersorak gembira atas kematian salah satu komandan berpengaruh di Teheran tersebut.

"Mereka menari di jalan karena bebas, dan berterima kasih karena Jenderal Soleimani tidak ada lagi," klaimnya di Twitter dilansir AFP.

Dia mengunggah kicauan itu disertai video yang memperlihatkan orang-orang berada di jalan, dan membentangkan bendera.

Pompeo tidak menjabarkan dari mana video itu berasal, atau pun kapan serta di mana kejadian tersebut berlangsung.

Rudal Ninja

Saluran TV Al-Ahad Irak menayangkan rekaman CCTV di kawasan Bandara Internasional Baghdad, yang menunjukkan rudal AS menghantam mobil lalu meledak hebat namun terlokalisir.

Rekaman itu memperlihatkan ledakan tidak menimbulkan kerusakan luas, karena hanya menghancurkan titik sasaran yang dituju.

Radius sekitarnya tidak terlalu terdampak.

Hantaman rudal itulah yang diketahui menewaskan Kepala Pasukan Quds Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IGRC), Mayjen Qassem Soleimani.

Stasiun televisi Al Arabiya dan Sputniknews.com, Sabtu (4/1/2020) menyebut, militer AS meluncurkan rudal Hellfire R9X Ninja, yang telah dimodifikasi supaya tidak menimbulkan “collateral damage”.

Rudal itu dilengkapi enam bilah seperti pedang, yang ketika mencapai sasaran akan meledak dan menyayat benda apapun yang dihantamnya.

Ilustrasi grafis rudal Hellfire R9X Ninja yang disebut menewaskan Kepala Pasukan Quds Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IGRC), Mayjen Qassem Soleimani.
Ilustrasi grafis rudal Hellfire R9X Ninja yang disebut menewaskan Kepala Pasukan Quds Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IGRC), Mayjen Qassem Soleimani. (Globalsecurity.org)

Situs berita New York Times meyebut, pesawat nirawak (drone) militer yang dikerahkan Pentagon untuk operasi pembunuhan Qassem adalah MQ-9 Reaper.

Drone ini mampu terbang hampir tanpa suara pada kecepatan 230 mil per jam.

 

Ia membawa empat rudal Hellfire R9X Ninja di bawah kedua sayapnya.

Drone spesialis pemburu dan pembunuh ini diterbangkan dari pangkalan udara sekaligus Komando Sentral AS di Doha, Qatar.

Pentagon menolak merinci serangan itu, yang menurut militer Iran dilakukan helikopter tempur AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

Qassem Soleimani tewas bersama Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Abu Mahdi al-Muhandis dan 10 orang perwira lainnya.

Dalam rekaman pendek CCTV yang ditayangkan televise Al-Ahad mobil pembawa Qassem Soleimani tidak terlihat dalam video.

Posisinya diduga berada di luar tembok.

Meski demikian ledakan dan kilatan cahaya menunjukkan sebuah kendaraan terhantam serangan itu.

Dari foto-foto yang beredar di media social, jasad Qassem Soleimani ditemukan dalam kondisi sangat menyedihkan.

Tubuhnya tersayat-sayat dan hancur meski masih bisa dikenali.

Petunjuk paling jelas adalah potongan tangan, yang di jarinya tersemat cincin bertahtakan batu merah yang jadi ciri Qassem Soleimani.

Aksi Balasan

Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC), menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan sejawatnya itu.

Esmail Ghaani ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei sesaat setelah Qassem terbunuh di Baghdad oleh rudal militer AS, Jumat (3/1/2020) pagi WIB.

Ghaani dan Soleimani merupakan kawan seperjuangan sejak perang Irak-Iran (1980-1988).

Dalam pernyataannya, Ghaani menyebutkan konsekunsi sangat panjang dan menyedihkan atas pembunuhan tersebut.  

"Kami memberi tahu semua orang, bersabarlah, dan Anda akan melihat mayat orang Amerika di seluruh Timur Tengah," kata Ghaani dikutip Al-Jazeera dan Sputniknews.com, Sabtu (4/1/2020).

Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC).
Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC). (sputniknews.com)

Pernyataan itu muncul setelah Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi meminta Dewan Keamanan PBB mengutuk apa yang dia sebut sebagai "tindak pidana" dan "terorisme negara" oleh AS.

Dalam pernyatannya, apa yang dilakukan AS itu menurut Ravanchi mengakibatkan "pembunuhan mengerikan" atas Qassem Soleimani.

Ravanchi menggarisbawahi "peran penting" Soleimani dalam membantu sejumlah negara untuk melawan dan mengalahkan "kelompok teroris paling berbahaya di dunia", termasuk Daesh atasu ISIS.

Menurutnya, serangan udara AS yang menewaskan Soleimani jelas menyangkal klaim Amerika Serikat bahwa mereka benar-benar memerangi terorisme.

Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien, dalam pernyataan lain memperingatkan pembalasan oleh Teheran atas kematian Qassem Soleimani bakal menjadi keputusan sangat buruk.

Meski tidak menunjukkan kutukan atau kecaman keras atas operasi militer AS terhadap Qassem Soleimani, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Eliot Engel, menyebut Trump tak meminta persetujuan Kongres sebelum menyerang.

Sebaliknya, Eliot Engel malah menggambarkan Qassem Soleimani sebagai dalang kekerasan luar biasa yang membahayakan kepentingan AS.

Menurut Engel, keputusan eksekutif Trump  tanpa persetujuan Kongres itu bisa menimbulkan masalah hukum serius dan menghina Kongres sebagai cabang kekuasaan di AS yang setara pemerintah.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, mengutuk pembunuhan Soleimani sebagai tindakan terorisme internasional.

Bagi Javad, AS memikul tanggung jawab untuk semua konsekuensi dari petualangan jahatnya di Timur Tengah dan dunia pada umumnya.

Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan pembalasan keras sedang menunggu, dan semua musuh harus tahu jihad melawan AS akan semakin berlipat ganda. (Kompas.com/Tribunjogja.com) 

#Komandan Pasuka Elit Iran Tewas Diserang Drone, Donald Trump: Iran Tidak Pernah Menang Perang#

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Donald Trump: Iran Tidak Pernah Menang Perang

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved