Kapal Tanjungpinang Tak Beroperasi Akibat Cuaca, Harga Cabai di Anambas Tembus Rp 100 Ribu Per Kg

Harga cabai di Anambas semakin pedas. Kapal pengangkut terkendala cuaca laut yang buruk. Harganya naik menjadi Rp 100 ribu per kilogram.

TRIBUNBATAM.ID/Ichwan Nur Fadillah
Stok cabai merah di sebuah pasar di Indonesia. Warga Anambas mengeluhkan harga cabai yang naik karena ketersediannya yang menipis. Foto ilustrasi. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Sulitnya mendapat cabai kembali dirasakan masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri

Cuaca laut yang kurang kondusif untuk berlayar, lagi-lagi menjadi penyebabnya. Kapal feri dari Tanjungpinang yang rutin membawa sayur pedagang di Pulau Siantan, tidak berlayar dengan normal.

Cabai menjadi langka. Kalau pun ada, harganya meroket. Cabai di Anambas semakin pedas. 
Pedagang kebutuhan dapur di Pasar Inpres, jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Ina mengaku sudah hampir tiga hari ini kesulitan mendapatkan cabai.

Tak hanya cabai merah, stok cabai rawit panjang diketahui alami kekosongan.

Untuk cabai rawit masih bisa ditemui di Pasar Inpres karena dibeli langsung dari petani cabai yang ada di Kecamatan Siantan.

 Niat Belanja Cabai di London, Nagita Slavina Dipelototin dan Dapat Perlakuan Ini dari 2 Pria

 Awal Tahun 2020, Harga Cabai di Karimun Naik Dua Kali Lipat

"Kalau cabai rawit kami ambil dari yang tanam di sini. Sekilo Rp 130 ribu, kalau orang beli per ons Rp 15 ribu saya jual," ungkapnya.

Beberapa pembeli yang datang ke warung Ina kebanyakan menanyakan cabai merah. Alhasil karena tidak ada cabai merah mereka beralih ke cabai kering.

"Dari kemarin saya nyari cabai merah nggak dapat-dapat. Kalaupun ada sudah habis duluan diserbu yang lain. Terpaksalah pakai cabai kering dulu," ucap Leni, seorang pembeli.

Cabai kering sendiri di Pasar Inpres dijual dengan harga Rp 6 ribu per ons-nya.

Ina mengatakan, stok cabai merah akan ada pada Senin atau Selasa, tergantung dari kapal ferry atau KM. Bukit Raya yang datang.

Diketahui, selain cabai stok sayur kol juga kosong di Pasar Inpres.

Telur Ayam Sampai BBM Ikut Langka 

Ketersediaan kebutuhan pokok di Anambas cukup bergaantung pada moda transportasi, khususnya transportasi laut.

Tidak hanya cabai merah, ketersediaan telur ayam sempat membuat repot emak-emak di kabupaten yang dulunya bergabung dengan Kabupaten Natuna ini.

Sulitnya mencari telur di warung-warung menjadi fenomena masyarakat Siantan.

Kondisi ini akibat kapal yang dikabarkan mengalami kecelakaan (tenggelam) di bulan Desember 2019.

Informasinya, telur ayam sempat ada di beberapa warung pasca masuknya kapal KM. Bukit Raya pada Minggu (8/12/2019).

Namun tidak bisa memenuhi kebutuhan para pedagang makanan dan ibu rumah tangga.



"Kemarin saya beli langsung di kapal, itu pun cuma sedikit, nggak bisa beli banyak, cuma dapat dua papan. Kalau harganya Rp 65 ribuan," kata warga, Suci kepada tribunbatam.id, Selasa (10/12/2019).
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved