Fakta-fakta Kontroversial Pengikut Sinuhun Totok Santoso di Kerajaan Agung Sejagat yang Viral
Kerajaan itu dipimpin oleh Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja, dan mengaku memiliki 425 pengikut
#Fakta-fakta Kontroversial Pengikut Sinuhun Totok Santoso di Kerajaan Agung Sejagat yang Viral
TRIBUNBATAM.id - Munculnya Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Purworejo menjadi pembicaraan dan viral.
Apalagi pemimpin Kerajaan Agung Sejagat itu mengaku memiliki kekuasaan di seluruh dunia.
Sebagai penanda kekuasaannya, kerajaan yang baru dideklarasikan ini mendirikan keraton di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo.
Kerajaan itu dipimpin oleh Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja, dan mengaku memiliki 425 pengikut.
https://photo.reqnews.com/data/images/Pimpinan Keraton Agung Sejagat (KAS).jpg
Menurut Sumarni, seorang warga di Desa Pogung, kegiatan di tempat tersebut mulai ramai dan didatangi berbagai orang dari luar pada 14 Agustus 2019 lalu.
Orang-orang datang berdatangan menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.

Orang-orang itu datang bukan dari Purworejo atau orang asli di situ, melainkan mereka datang dari luar seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.
Aktifitas mereka dimulai pada pukul 17.00 WIB sore, dan acaranya adalah sekitar pukul 22.00 WIB.

Acara yang mereka selenggarakan menggunakan tatacara upacara ala manten jawa.
Ada tarian gambyong, cucuk lampah hingga prosesi pecah telor.
Warga yang melihat prosesi tersebut menjadi terheran-heran ada kegiatan apa seperti itu.
"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malem-malem seperti itu," katanya.

Keberadaan Kerajaan Agung Sejagat itu dianggap menunaikan janji 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit tahun 1518.
Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat itu mengaku untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke tanah Jawa.
Saat ini pengikut KAS disebut dengan istilah 'punggawa kerajaan'.
Kerajaan itu juga memiliki sebuah prasati yang merupakan sebuah batu besar yang konon menjadi penanda perubahan zaman.

Batu Prasasti Penanda Zaman
Rasa penasaran dan keanehan yang dialami oleh warga semakin bertambah mana kala pada Minggu kedua Oktober,
Tiba-tiba datang sebuah batu besar pada malam hari.
"Itu batunya datang jam setengah tiga malam, otomatis kita sebagai tetangga dekat jelas dengar suaranya," ungkapnya.

Konon katanya batu besar itu berasal dari Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Purworejo, Jawa Tengah.
Batu itu dipindahkan ke Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan pada akhi bulan September.
Batu itu juga diklaim bukan batu sembarangan, dan merupakan bagian dari pembangunan World Empire atau Keraton Agung Sejagat.

Seperti dikutip dari akun Facebook Yosaphat Samar yang menulis pada Minggu (13/1).
"#BATU PRASASTI PENTAGONG....Pusat Pemerintahan Dunia Kerajaan Mataram Majapahit Nusantara......(kirab budaya)....Amun Ra,"
Ia mengunggah foto batu besar yang terdapat tulisan aksara Jawa, cap jejak kaki, dan lambang KAS. Terdapat gambar seperti naga di bagian bawah batu itu. (Tribunnews/Intisari)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN BATAM:
#Fakta-fakta Kontroversial Pengikut Sinuhun Totok Santoso di Kerajaan Agung Sejagat yang Viral
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pengikut Sinuhun Totok Santoso di Kerajaan Agung Sejagat Banyak dari Yogyakarta
